Surabaya (ANTARA News) - Pemerintah Kota (Pemkot) Kitakyusu, Jepang siap membantu pengelolaan limbah medis yang dinilai membahayakan bagi keberlangsungan hidup manusia dan lingkungan di Kota Surabaya, Jatim dalam waktu dekat ini.

"Limbah medis lebih berat penanganannya dibandingkan limbah sampah. Pemkot Kitakyushu menyatakan siap membantu pengolahan limbah medis di Surabaya," kata Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini saat menerima perwakilan Kota Kitakyushu di ruang kerja Wali Kota Surabaya, Kamis.

Untuk itu, dia memerintahkan stafnya untuk membuat surat kepada beberapa jajaran, baik Kemendagri, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Keuangan, Kementerian Kesehatan, BPK, Bappenas, LKPP, beberapa LSM, Polda, dan Mabes Polri.

"Nanti mereka kita undang untuk menjadi tim. Semakin banyak yang dilibatkan semakin baik," ujarnya.

Selain itu, Risma juga meminta kepada pihak Pemkot Kitakyushu membuat surat untuk mengawasi proses mekanisme ini. Sehingga pihak yang ada disini tidak ragu sekaligus menegaskan bahwa pembangunan limbah rumah sakit mendapat pengawasan dari Pemkot Kitakyushu.

"Supaya ada jaminan keamanan," ujarnya.

Dari kerja sama ini, Pemkot Surabaya mendapat jaminan kualitas bahan dan harga lebih murah karena dibantu Kitakyushu. Bahkan, Pemkot Surabaya juga mendapat bantuan ahli mulai dari pembangunan hingga pemasangan yang nantinya diserahkan kepada Pemkot Surabaya.

"Selanjutnya, ada transfer pengetahuan agar kita bisa mengoperasikannya sendiri," kata Risma.

Agar dikemudian hari tidak ada pihak yang disalahkan selama proses pembangunan limbah medis, wali kota perempuan pertama di Surabaya ini turut melibatkan Komisi Pemberantasan Korups (KPK).

Tujuannya, kata Risma, untuk mengawasi proses pembangunan sejak awal hingga selesai.

"Untuk pencegahan, supaya tidak ada masalah saat proses pengerjaanya dan KPK sudah siap membantu. Tinggal, kita membuatkan surat," ujarnya.

Sementara itu, perwakilan perusahaan Nishihara dari Kitakyusu, Shiho menambahkan bahwa pihaknya telah memberikan gambaran terkait titik transport dan pembuangan limbah medis. Lebih lanjut, dia juga menawarkan tiga cara teknologi untuk menangani limbah medis kepada Pemkot Surabaya.

"Semoga diterima dan ditindaklanjuti," ujarnya.

Melihat keseriusan Pemkot Surabaya, Shiho optimistis pengelolahan limbah medis yang akan dibangun di Tambak Osowilangon ini akan berjalan dalam waktu dekat.

Hal ini, lanjut dia, dikarenakan semua jumlah pemasukan dan pengeluaran sudah dihitung secara rinci. Bahkan, kata dia, data-data sudah dianalisa. "Jika tidak ada halangan, pengerjaan dimulai pada awal atau pertengahan 2019 dan ini bisa menjadi percontohan pertama di Indonesia," kata Shiho.*


Baca juga: Polisi buru pembuang limbah medis di bantaran Sungai Ciherang, Purwakarta

Baca juga: Barang bukti limbah medis dikembalikan ke RS Budi Asih Cibarusah Bekasi