Praktisi sebut bonus demografi harus didukung literasi keuangan
22 November 2018 17:15 WIB
Pegawai Bank Mandiri Syariah berikan penjelasan jenis tabungan dan akses layanan produk melalui 'electronic channel' kepada siswa saat sosialisasi dan literasi layanan perbankan syariah di SMAN 8 Kota Bekasi, Bekasi, Jawa Barat, Senin (8/10/2018). Kegiatan sosialisasi dan literasi produk dan layanan perbankan syariah tersebut sebagai realisasi program bulan inklusi keuangan yang dicanangkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bagi semua Bank. ANTARA FOTO/Risky Andrianto/ama
Jakarta (ANTARA News) - Bonus demografi yang akan dialami Indonesia pada 2012-2025 harus didukung dengan literasi keuangan di generasi muda, kata seorang praktisi keuangan.
"Masalah inklusi keuangan hingga keterbukaan finansial harus ditingkatkan ke masyarakat. Dengan pemahaman yang baik, maka pengelolaan keuangan pun akan baik," tutur Chief External Affairs Home Credit, Andy Nahil Gultom di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, bonus demografi pada beberapa tahun mendatang bisa menjadi cara bagi Indonesia untuk meningkatkan taraf perekonomian nasional.
Bagaimana tidak, pada periode tersebut diperkirakan sekitar 70 persen penduduk Indonesia merupakan generasi muda yang berada dalam usia produktif.
Oleh karenanya, Home Credit sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang finansial juga ingin berkontribusi dalam meningkatkan pemahaman bagi generasi muda tersebut.
"Kami ingin golongan ini bisa paham dan tahu cara pengelolaan keuangan yangg baik. Angka (persentase) tersebut bisa mendukung perekonomian bangsa, itu yang sebenarnya mau kami tanamkan," pungkas Andy.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa tingkat pemahaman literasi keuangan sangat berguna bagi peningkatan kualitas kehidupan masyarakat.
Literasi keuangan, katanya melanjutkan, tidak hanya mengatur arus keuangan namun juga menyinggung pola pikir dasar manusia serta membedakan mana kebutuhan dan keinginan.
"Kalau masyarakat sudah mengerti antara kebutuhan dan keinginan, pengelolaan keuangan pasti mudah. Tidak perlu lagi berhadapan dengan masalah keuangan," tambah Andy.
"Masalah inklusi keuangan hingga keterbukaan finansial harus ditingkatkan ke masyarakat. Dengan pemahaman yang baik, maka pengelolaan keuangan pun akan baik," tutur Chief External Affairs Home Credit, Andy Nahil Gultom di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, bonus demografi pada beberapa tahun mendatang bisa menjadi cara bagi Indonesia untuk meningkatkan taraf perekonomian nasional.
Bagaimana tidak, pada periode tersebut diperkirakan sekitar 70 persen penduduk Indonesia merupakan generasi muda yang berada dalam usia produktif.
Oleh karenanya, Home Credit sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang finansial juga ingin berkontribusi dalam meningkatkan pemahaman bagi generasi muda tersebut.
"Kami ingin golongan ini bisa paham dan tahu cara pengelolaan keuangan yangg baik. Angka (persentase) tersebut bisa mendukung perekonomian bangsa, itu yang sebenarnya mau kami tanamkan," pungkas Andy.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa tingkat pemahaman literasi keuangan sangat berguna bagi peningkatan kualitas kehidupan masyarakat.
Literasi keuangan, katanya melanjutkan, tidak hanya mengatur arus keuangan namun juga menyinggung pola pikir dasar manusia serta membedakan mana kebutuhan dan keinginan.
"Kalau masyarakat sudah mengerti antara kebutuhan dan keinginan, pengelolaan keuangan pasti mudah. Tidak perlu lagi berhadapan dengan masalah keuangan," tambah Andy.
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2018
Tags: