Pengamat: KSAD baru harus jaga soliditas TNI/Polri jelang Pemilu
22 November 2018 12:25 WIB
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) yang baru Jenderal TNI Andika Perkasa (kiri) melakukan salam komando dengan pejabat lama Jenderal TNI Mulyono (kanan) seusai pelantikan oleh Presiden Joko WIdodo di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (22/11/2018). Presiden melantik Jenderal TNI Andika Perkasa menjadi KSAD menggantikan Jenderal TNI Mulyono yang akan memasuki masa pensiun. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/foc.
Magelang (ANTARA News) - Pengamat militer dan intelijen, Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati, mengatakan, Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) yang baru dilantik, Jenderal TNI Andika Perkasa harus mampu menjaga soliditas TNI dan Polri menjelang Pemilu serentak 2019 yang merupakan suatu keniscayaan.
"Netralitas adalah hal yang harus dilaksanakan secara konsisten dengan berbagai konsekwensinya. Perebutan kekuasaan, akan memunculkan ruang perdebatan yang menjurus pada perang urat syaraf, dimana sedikit kepleset saja bisa terjadi tragedi permusuhan," kata Susaningtyas menanggapi pelantikan Andika Perkasa sebagai KSAD oleh Presiden Joko Widodo, di Magelang, Jawa Tengah, Kamis.
Hal itu, lanjut dia, harus diantisiapasi dari jauh-jauh hari. Pihak yang dapat mencegah dan menanggulangi ini adalah TNI dan Polri.
Wanita yang biasa disapa Nuning mengatakan, secara kekinian TNI harus menjaga tertatanya dengan baik, mulai dari integrasi sistem informasi, interoperability sistem informasi, hingga composability sistem informasi.
"Semua itu penting, agar informasi perkembangan keadaan yang ada dapat terintegrasi dan diterima dengan tepat dan cepat oleh prajurit, terutama yang berada dilapangan, sehingga tak ada kesalahpahaman," katanya.
Menurut dia, KSAD yang baru harus membangun fisik dan psikis TNI AD dengan baik, yang memperhatikan kesejahteraan, pendidikan akademik dan moral.
Ia menambahkan, pembenahan TNI AD harus diutamakan, untuk peningkatan kompetensi dan kapasitas prajurit TNI AD, sehingga memiliki kompetensi dan harus mencapai tingkatan setara dengan kompetensi prajurit negara maju.
Kapasitas prajurit TNI AD harus mencapai tingkatan intelektual akademik dalam melakukan analisis berbagai operasi militer secara ilmiah.
"Pembenahan TNI AD juga diarahkan untuk mencapai efisiensi organisasi, agar lebih responsif menghadapi berbagai jenis ancaman, mulai dari ancaman militer, ancaman non-militer dan ancaman nirmiliter. Organisasi TNI AD harus dibenahi agar struktur dan posturnya lebih tanggap mengantisipasi perkembangan lingkungan strategis global, regional dan nasional," kata Nuning.
Presiden Joko Widodo pada Kamis pagi, di Istana Negara, Jakarta, melantik mantan Panglima Kostrad (Pangkostrad) Jenderal TNI Andika Perkasa menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), menggantikan Jenderal TNI Mulyono yang akan pensiun pada Januari 2019.
Andika yang memiliki tubuh berotot dan atletis ini dilantik berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) RI Nomor 97/TNI/2018 tentang pemberhentian dan pengangkatan Kepala Staf Angkatan Darat yang petikannya dibacakan oleh Sesmil Marsekal Muda TNI Trisno Hendradi.
Kenaikan pangkat Andika dari Letjen menjadi Jenderal TNI, tertuang dalam Kepres Nomor 98 TNI tahun 2018 tentang Kenaikan Pangkat Dalam Golongan Perwira Tinggi TNI.
"Netralitas adalah hal yang harus dilaksanakan secara konsisten dengan berbagai konsekwensinya. Perebutan kekuasaan, akan memunculkan ruang perdebatan yang menjurus pada perang urat syaraf, dimana sedikit kepleset saja bisa terjadi tragedi permusuhan," kata Susaningtyas menanggapi pelantikan Andika Perkasa sebagai KSAD oleh Presiden Joko Widodo, di Magelang, Jawa Tengah, Kamis.
Hal itu, lanjut dia, harus diantisiapasi dari jauh-jauh hari. Pihak yang dapat mencegah dan menanggulangi ini adalah TNI dan Polri.
Wanita yang biasa disapa Nuning mengatakan, secara kekinian TNI harus menjaga tertatanya dengan baik, mulai dari integrasi sistem informasi, interoperability sistem informasi, hingga composability sistem informasi.
"Semua itu penting, agar informasi perkembangan keadaan yang ada dapat terintegrasi dan diterima dengan tepat dan cepat oleh prajurit, terutama yang berada dilapangan, sehingga tak ada kesalahpahaman," katanya.
Menurut dia, KSAD yang baru harus membangun fisik dan psikis TNI AD dengan baik, yang memperhatikan kesejahteraan, pendidikan akademik dan moral.
Ia menambahkan, pembenahan TNI AD harus diutamakan, untuk peningkatan kompetensi dan kapasitas prajurit TNI AD, sehingga memiliki kompetensi dan harus mencapai tingkatan setara dengan kompetensi prajurit negara maju.
Kapasitas prajurit TNI AD harus mencapai tingkatan intelektual akademik dalam melakukan analisis berbagai operasi militer secara ilmiah.
"Pembenahan TNI AD juga diarahkan untuk mencapai efisiensi organisasi, agar lebih responsif menghadapi berbagai jenis ancaman, mulai dari ancaman militer, ancaman non-militer dan ancaman nirmiliter. Organisasi TNI AD harus dibenahi agar struktur dan posturnya lebih tanggap mengantisipasi perkembangan lingkungan strategis global, regional dan nasional," kata Nuning.
Presiden Joko Widodo pada Kamis pagi, di Istana Negara, Jakarta, melantik mantan Panglima Kostrad (Pangkostrad) Jenderal TNI Andika Perkasa menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), menggantikan Jenderal TNI Mulyono yang akan pensiun pada Januari 2019.
Andika yang memiliki tubuh berotot dan atletis ini dilantik berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) RI Nomor 97/TNI/2018 tentang pemberhentian dan pengangkatan Kepala Staf Angkatan Darat yang petikannya dibacakan oleh Sesmil Marsekal Muda TNI Trisno Hendradi.
Kenaikan pangkat Andika dari Letjen menjadi Jenderal TNI, tertuang dalam Kepres Nomor 98 TNI tahun 2018 tentang Kenaikan Pangkat Dalam Golongan Perwira Tinggi TNI.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018
Tags: