Pupuk Indonesia kantongi kredit BRI Rp11 Triliun untuk ekspansi bisnis
22 November 2018 12:11 WIB
Ilustrasi: Menteri BUMN Rini Soemarno (kedua dari kiri) didampingi oleh Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Aas Asikin Idat (kiri), Direktur Utama Pupuk Kaltim Bakir Pasaman (kedua kanan), dan Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Farmasi Kementerian BUMN Wahyu Kuncoro, pada pelepasan ekspor 21.600 ton urea ke Filipina dari Pelabuhan Pupuk Kaltim, Bontang, Kalimantan Timur(18/9/2018). (ANTARA/M Razi Rahman)
Jakarta (ANTARA News) - Konglomerasi Grup Pupuk Indonesia mengantongi kredit modal kerja hingga Rp11 triliun dari PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Persero Tbk yang akan dipergunakan untuk ekspansi usaha, terutama pengembangan pupuk majemuk NPK.
Direktur Keuangan Pupuk Indonesia Indarto Pamoengkas di Jakarta, Kamis, mengatakan plafon pinjaman dari BRI merupakan pinjaman bersama (joint borrower) yang akan digunakan secara fleksibel oleh masing-masing perusahaan anggota Grup Pupuk Indonesia.
Skema joint borrower ini juga ditujukan agar mekanisme pinjaman bisa lebih dinamis antar masing-masing perusahaan sehingga menghindari kredit yang tidak dipergunakan (idle facility).
"Dengan sinergi Pupuk Indonesia dan BRI, kini kami dapat melebarkan sayap untuk melakukan ekspansi usaha ke arah pengembangan strategis terutama pengembangan pupuk NPK," kata Indarto.
Total terdapat 11 perusahaan yang bersama-sama dapat memanfaatkan fasilitas kredit dari BRI tersebut yaitu PT Pupuk Indonesia (Persero) sebagai induk usaha, dan para anak usaha diantaranya PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT), PT Petrokimia Gresik (Petrogres), PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Palembang, PT Pupuk Kujang Cikampek (PKC), PT Pupuk Iskandar Muda (PIM), PT Rekayasa Industri, PT Pupuk Indonesia Energi, PT Pupuk Indonesia Logistik, PT Pupuk Indonesia Pangan, dan PT Mega Eltra.
Pinjaman dari BRI ini, menurut Indarto, akan meningkatkan ekspansi bisnis perusahaan yang berorientasi untuk meningkatkan ketahanan pangan Indonesia.
Ekspansi bisnis itu antara lain dengan peningkatan bisnis di sektor pupuk, bahan-bahan kimia (non pupuk) untuk pertanian, saprotan & saprodi, energi listrik, logistik dan transportasi, jasa EPC dan jasa perdagangan umum.
"Dukungan pembiayaan tersebut merupakan wujud komitmen BRI untuk mendukung Industri Pupuk Nasional yang tergabung dalam Holding PT Pupuk Indonesia Persero," ujarnya.
Saat ini total pembiayaan BRI baik untuk belanja operasional dan belanja modal kepada seluruh perusahaan yang tergabung dalam Grup PT Pupuk Indonesia Persero telah mencapai Rp14,7 triliun.
Ke depan, BRI siap mendukung ekspansi bisnis PT Pupuk Indonesia Persero antara lain untuk rencana pembangunan pabrik pupuk NPK dan proyek investasi lainnya.
Selain kredit, BRI juga telah menjalin kerja sama layanan perbankan berupa Bank Garansi (BG) Online, Pembiayaan Perdagangan Online, dan Pembiayaan Supply Chain, bagi Grup Pupuk Indonesia dan para mitra kerja.
Selain kredit modal kerja, Grup Pupuk Indonesia juga menyepakati fasilitas untuk transaksi valuta asing senilai 168 Juta dolar AS.
Baca juga: Pupuk Indonesia catat penjualan 8,9 juta ton triwulan III 2018
Baca juga: Ini strategi Pupuk Indonesia dongkrak daya saing di pasar global
Direktur Keuangan Pupuk Indonesia Indarto Pamoengkas di Jakarta, Kamis, mengatakan plafon pinjaman dari BRI merupakan pinjaman bersama (joint borrower) yang akan digunakan secara fleksibel oleh masing-masing perusahaan anggota Grup Pupuk Indonesia.
Skema joint borrower ini juga ditujukan agar mekanisme pinjaman bisa lebih dinamis antar masing-masing perusahaan sehingga menghindari kredit yang tidak dipergunakan (idle facility).
"Dengan sinergi Pupuk Indonesia dan BRI, kini kami dapat melebarkan sayap untuk melakukan ekspansi usaha ke arah pengembangan strategis terutama pengembangan pupuk NPK," kata Indarto.
Total terdapat 11 perusahaan yang bersama-sama dapat memanfaatkan fasilitas kredit dari BRI tersebut yaitu PT Pupuk Indonesia (Persero) sebagai induk usaha, dan para anak usaha diantaranya PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT), PT Petrokimia Gresik (Petrogres), PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Palembang, PT Pupuk Kujang Cikampek (PKC), PT Pupuk Iskandar Muda (PIM), PT Rekayasa Industri, PT Pupuk Indonesia Energi, PT Pupuk Indonesia Logistik, PT Pupuk Indonesia Pangan, dan PT Mega Eltra.
Pinjaman dari BRI ini, menurut Indarto, akan meningkatkan ekspansi bisnis perusahaan yang berorientasi untuk meningkatkan ketahanan pangan Indonesia.
Ekspansi bisnis itu antara lain dengan peningkatan bisnis di sektor pupuk, bahan-bahan kimia (non pupuk) untuk pertanian, saprotan & saprodi, energi listrik, logistik dan transportasi, jasa EPC dan jasa perdagangan umum.
"Dukungan pembiayaan tersebut merupakan wujud komitmen BRI untuk mendukung Industri Pupuk Nasional yang tergabung dalam Holding PT Pupuk Indonesia Persero," ujarnya.
Saat ini total pembiayaan BRI baik untuk belanja operasional dan belanja modal kepada seluruh perusahaan yang tergabung dalam Grup PT Pupuk Indonesia Persero telah mencapai Rp14,7 triliun.
Ke depan, BRI siap mendukung ekspansi bisnis PT Pupuk Indonesia Persero antara lain untuk rencana pembangunan pabrik pupuk NPK dan proyek investasi lainnya.
Selain kredit, BRI juga telah menjalin kerja sama layanan perbankan berupa Bank Garansi (BG) Online, Pembiayaan Perdagangan Online, dan Pembiayaan Supply Chain, bagi Grup Pupuk Indonesia dan para mitra kerja.
Selain kredit modal kerja, Grup Pupuk Indonesia juga menyepakati fasilitas untuk transaksi valuta asing senilai 168 Juta dolar AS.
Baca juga: Pupuk Indonesia catat penjualan 8,9 juta ton triwulan III 2018
Baca juga: Ini strategi Pupuk Indonesia dongkrak daya saing di pasar global
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018
Tags: