Rupiah menguat ditopang hasil lelang SUN
22 November 2018 10:30 WIB
Petugas bank menghitung uang dolar AS di atas rupiah di Jakarta. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat seiring dengan hasil SUN yang cukup menggembirakan (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Jakarta (ANTARA News) - Pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi bergerak menguat sebesar 10 poin ke posisi Rp14.588 dibandingkan sebelumnya Rp14.598 per dolar AS, menyusul laporan hasil lelang Surat Utang Negara (SUN).
"Rupiah menguat terhadap dolar AS seiring hasil lelang Surat Utang Negara (SUN) yang cukup baik, sehingga menjadi sentimen positif bagi rupiah," kata Ekonom Samuel Sekuritas, Ahmad Mikail, di Jakarta, Kamis.
Ia mengemukakan lelang SUN pada Rabu (21/11), pemerintah menyerap senilai Rp15 triliun dari total penawaran masuk sebesar Rp41,62 triliun.
Ia menambahkan apresiasi rupiah juga terbantu oleh sentimen eksternal mengenai kemungkinan terjadinya kompromi antara Italia dan Komisi Uni Eropa untuk memutuskan besaran defisit belanja negara Italia tahun depan.
"Situasi itu membuat mata uang euro dan pound sterling menguat terhadap dolar AS, dan berdampak positif pada sejumlah mata uang di kawasan Asia," katanya.
Ia memproyeksikan, pergerakan kurs rupiah pada hari ini (22/11) kemungkinan bergerak di kidaran level Rp14.550-Rp14.610 per dolar AS dengan kecenderungan menguat.
Sementara itu, Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan pergerakan rupiah relatif masih terbatas menyusul masih adanya sentimen perang dagang AS dan Tiongkok serta antisipasi gagalnya titik temu kesepakatan dagang dalam pertemuan G-20.
"Situasi itu masih akan berdampak positif terhadap dolar AS ke depannya," katanya," katanya.
"Rupiah menguat terhadap dolar AS seiring hasil lelang Surat Utang Negara (SUN) yang cukup baik, sehingga menjadi sentimen positif bagi rupiah," kata Ekonom Samuel Sekuritas, Ahmad Mikail, di Jakarta, Kamis.
Ia mengemukakan lelang SUN pada Rabu (21/11), pemerintah menyerap senilai Rp15 triliun dari total penawaran masuk sebesar Rp41,62 triliun.
Ia menambahkan apresiasi rupiah juga terbantu oleh sentimen eksternal mengenai kemungkinan terjadinya kompromi antara Italia dan Komisi Uni Eropa untuk memutuskan besaran defisit belanja negara Italia tahun depan.
"Situasi itu membuat mata uang euro dan pound sterling menguat terhadap dolar AS, dan berdampak positif pada sejumlah mata uang di kawasan Asia," katanya.
Ia memproyeksikan, pergerakan kurs rupiah pada hari ini (22/11) kemungkinan bergerak di kidaran level Rp14.550-Rp14.610 per dolar AS dengan kecenderungan menguat.
Sementara itu, Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan pergerakan rupiah relatif masih terbatas menyusul masih adanya sentimen perang dagang AS dan Tiongkok serta antisipasi gagalnya titik temu kesepakatan dagang dalam pertemuan G-20.
"Situasi itu masih akan berdampak positif terhadap dolar AS ke depannya," katanya," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018
Tags: