AP II perbaiki layanan kereta layang Bandara Soekarno_Hatta
21 November 2018 22:52 WIB
Skytrain Bandara Resmi Beroperasi Sebuah rangkaian gerbong skytrain melintas diantara Terminal 2 dan Terminal 3 di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Minggu (17/9/2017). Kereta Layang yang mampu mengangkut 176 penumpang sekali jalannya itu sudah resmi beroperasi untuk mengangkut pengguna jasa Bandara Soetta dan untuk sementara hanya melayani penumpang dari Terminal 2 menuju Terminal 3 atau sebaliknya. (ANTARA/Muhammad Iqbal)
Jakarta (ANTARA News) - PT Angkasa Pura II (Persero) akan terus memperbaiki layanan kepada penumpang, terutama fasilitas kereta layang (skytrain) Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang sempat terdapat gangguan serta ketika dilakukannya pemeliharaan skytrain minggu lalu.
“Kami terus meningkatkan pelayanan dengan selalu diiringi oleh kajian serta evaluasi berkala demi keamanan dan kenyamanan para penumpang,” kata Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.
Awaluddin menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada para penumpang yang menggunakan skytrain Bandara Soekarno-Hatta saat terjadi gangguan tersebut.
Salah satu upaya peningkatan pelayanan tersebut adalah dengan menjalankan sistem pengoperasian skytrain yang akan menjalankan pengoperasian full OCC (Operation Command Center) untuk meningkatkan waktu tempuh (headway) skytrain yang semula 15 menit menjadi hanya lima menit saja pada awal tahun 2019 dengan menggunakan minimal tiga rangkaian kereta dari enam rangkaian kereta yang dimiliki.
Awaluddin menilai keselamatan penumpang merupakan prioritas utama PT Angkasa Pura II (Persero), dengan kapasitas dan waktu tempuh yang terus ditingkatkan, diharapkan penumpang akan dapat lebih nyaman merasakan pelayanan yang diberikan PT Angkasa Pura II (Persero).
Skytrain sendiri merupakan moda transportasi tanpa awak dengan menggunakan sistem automated guideway transit yang pertama di Indonesia. Saat ini telah beroperasi skytrain dengan dual track pada lintasan sepanjang tiga kilometer.
Ke depannya pengoperasian skytrain akan dilengkapi dengan track yang diperpanjang sampai ke Terminal 4 dan area komersial Bandara Internasional Soekarno-Hatta dengan sistem pengoperasian yang akan dijalankan secara otomatis.
Baca juga: AP II-SMI tanda tangani perjanjian kredit Rp1,5 triliun
Baca juga: Skytrain Bandara Soekarno-Hatta akan ditambah
“Kami terus meningkatkan pelayanan dengan selalu diiringi oleh kajian serta evaluasi berkala demi keamanan dan kenyamanan para penumpang,” kata Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.
Awaluddin menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada para penumpang yang menggunakan skytrain Bandara Soekarno-Hatta saat terjadi gangguan tersebut.
Salah satu upaya peningkatan pelayanan tersebut adalah dengan menjalankan sistem pengoperasian skytrain yang akan menjalankan pengoperasian full OCC (Operation Command Center) untuk meningkatkan waktu tempuh (headway) skytrain yang semula 15 menit menjadi hanya lima menit saja pada awal tahun 2019 dengan menggunakan minimal tiga rangkaian kereta dari enam rangkaian kereta yang dimiliki.
Awaluddin menilai keselamatan penumpang merupakan prioritas utama PT Angkasa Pura II (Persero), dengan kapasitas dan waktu tempuh yang terus ditingkatkan, diharapkan penumpang akan dapat lebih nyaman merasakan pelayanan yang diberikan PT Angkasa Pura II (Persero).
Skytrain sendiri merupakan moda transportasi tanpa awak dengan menggunakan sistem automated guideway transit yang pertama di Indonesia. Saat ini telah beroperasi skytrain dengan dual track pada lintasan sepanjang tiga kilometer.
Ke depannya pengoperasian skytrain akan dilengkapi dengan track yang diperpanjang sampai ke Terminal 4 dan area komersial Bandara Internasional Soekarno-Hatta dengan sistem pengoperasian yang akan dijalankan secara otomatis.
Baca juga: AP II-SMI tanda tangani perjanjian kredit Rp1,5 triliun
Baca juga: Skytrain Bandara Soekarno-Hatta akan ditambah
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2018
Tags: