Manado (ANTARA News) - Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Rahmat Triyono mengatakan, gempa tektonik yang terjadi di tenggara Kota Bitung, Sulawesi Utara akibat sesar dangkal lempeng laut Maluku.

"Memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter dikategorikan gempa dangkal," kata Triyono dalam rilisnya di Manado, Rabu.

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan dari struktur sesar naik (thrust fault).

Guncangan gempa dirasakan di daerah Kabupaten Minasaha Utara, dan Kota Bitung II - III MMI serta Ternate II MMI.

Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut.

Dari hasil pemodelan menunjukkan tidak berpotensi tsunami dan hingga pukul 12.08 WIB belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan (aftershock).

"Masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," ajaknya.

Sebelumnya, wilayah laut di sebelah tenggara Kota Bitung diguncang gempa bumi tektonik berkekuatan magnitudo 5,3 pada Rabu, pukul 11:31:25 WIB.

Episenter gempa terletak pada koordinat 0,63 LU dan 126,03 BT atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 138 kilometer pada kedalaman 10 kilometer.

Baca juga: BMKG: tenggara Bitung, Sulut diguncang gempa 5,3 SR
Baca juga: BNPB: 214 sesar aktif baru perlu diwaspadai