Chicago (ANTARA News) - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange turun pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena dolar AS berbalik menguat terhadap mata uang utama lainnya.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember, turun 4,1 dolar AS atau 0,33 persen, menjadi menetap di 1.221,2 dolar AS per ounce, mengakhiri kenaikan empat hari berturut-turut.

Indeks dolar AS, ukuran greenback terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, naik 0,67 persen menjadi 96,81 pada pukul 18.17 GMT.

Baca juga: Dolar AS menguat, investor borong dolar, yen, dan franc

Emas dan dolar AS biasanya bergerak berlawanan arah. Ketika dolar AS naik maka emas berjangka akan menurun, karena emas yang dihargakan dalam dolar AS menjadi mahal bagi investor yang menggunakan mata uang lainnya.

Namun, penurunan tajam ekuitas menahan kejatuhan emas lebih lanjut, karena Dow Jones Industrial Average turun tajam sebesar 512,29 poin atau 2,05 persen pada pukul 18.27 GMT. S&P 500 dan Nasdaq mengikuti penurunan Dow.

Baca juga: Bursa Wall Street anjlok terseret kejatuhan saham ritel dan teknologi

Sebelumnya, emas berjangka telah meningkat selama empat hari perdagangan berturut-turut, didorong pembelian teknis akibat ketidakpastian geopolitik dan perdagangan serta melemahnya dolar AS.

"Ketidakpastian seputar rencana keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) dan hubungan perdagangan Tiongkok-AS telah mendukung harga emas, yang dipandang sebagai aset safe-haven", kata analis seperti dikutip Xinhua.

Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 13,4 sen AS atau 0,93 persen, menjadi ditutup pada 14,269 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari 2019 turun 10,6 dolar AS atau 1,24 persen, menjadi menetap di 847,00 dolar AS per ounce.

Baca juga: Harga Minyak jatuh, Trump isyaratkan "tidak hukum" Saudi atas pembunuhan Khashoggi