Kasus Ghosn tak pengaruhi aliansi Nissan-Mitsubishi
20 November 2018 13:36 WIB
Charlos Ghosn (kanan) bersama CEO MMC Osamu Masuko di depan mobil konsep MPV yang akan diproduksi pabrik baru MMKI, Cikarang, Jawa Barat, Selasa (25/4/17). (ANTARA News/Alviansyah)
Tokyo (ANTARA News) - Kasus yang menimpa pimpinan Nissan, Carlos Ghosn, dinilai tidak akan mempengaruhi hubungan antara pabrikan mobil Jepang itu dengan mitra aliansinya, Renault dan Mitsubishi, menurut Hiroto Saikawa, CEO Nissan Motor.
"Kemitraan di antara tiga entitas tidak akan terpengaruh oleh masalah ini, tetapi kami akan bekerjasama dengan semua mitra untuk mencegah kemungkinan terjadinya kebingungan," kata Saikawa kepada wartawan seperti dikutip AFP, Senin (19/11) waktu setempat.
Ghosn merupakan pemimpin aliansi Nissan, Renault, dan Mitsubishi.
Pria kelahiran Porto Velho, Brasil, 64 tahun lalu itu pernah menyambangi pabrik Mitsubishi Indonesia pada tahun lalu pada peresmian pabrik manufaktur baru yang kini memproduksi mobil keluarga populer Mitsubishi Xpander.
Baca juga: CEO Nissan ditangkap otoritas Jepang karena dugaan pelanggaran keuangan
Namun pada Senin, tersiar kabar bahwa Ghosn akan ditangkap jaksa penuntut di Tokyo atas dugaan melanggar instrumen keuangan di Jepang.
Dilansir Reuters, Senin, surat kabar Asahi melaporkan Ghosn -- yang juga ketua dan kepala eksekutif Renault Prancis -- dicurigai telah mengecilkan penghasilannya sendiri pada laporan keuangan.
Seorang juru bicara Nissan mengatakan bahwa perusahaan sedang melakukan pemeriksaan terkait laporan tersebut.
Ghosn lahir di Brasil dan memiliki darah keturunan Lebanon. Pria yang merupakan warga negara Prancis itu memulai karirnya di Michelin Prancis.
Ghosn lalu pindah ke Renault, di mana ia mengawasi perputaran dari para pembuat mobil. Dia kemudian bergabung dengan Nissan pada 1999 dan menjadi CEO pada 2001.
Baca juga: Ghosn pastikan merger Renault-Nissan tidak akan terjadi sebelum 2020
"Kemitraan di antara tiga entitas tidak akan terpengaruh oleh masalah ini, tetapi kami akan bekerjasama dengan semua mitra untuk mencegah kemungkinan terjadinya kebingungan," kata Saikawa kepada wartawan seperti dikutip AFP, Senin (19/11) waktu setempat.
Ghosn merupakan pemimpin aliansi Nissan, Renault, dan Mitsubishi.
Pria kelahiran Porto Velho, Brasil, 64 tahun lalu itu pernah menyambangi pabrik Mitsubishi Indonesia pada tahun lalu pada peresmian pabrik manufaktur baru yang kini memproduksi mobil keluarga populer Mitsubishi Xpander.
Baca juga: CEO Nissan ditangkap otoritas Jepang karena dugaan pelanggaran keuangan
Namun pada Senin, tersiar kabar bahwa Ghosn akan ditangkap jaksa penuntut di Tokyo atas dugaan melanggar instrumen keuangan di Jepang.
Dilansir Reuters, Senin, surat kabar Asahi melaporkan Ghosn -- yang juga ketua dan kepala eksekutif Renault Prancis -- dicurigai telah mengecilkan penghasilannya sendiri pada laporan keuangan.
Seorang juru bicara Nissan mengatakan bahwa perusahaan sedang melakukan pemeriksaan terkait laporan tersebut.
Ghosn lahir di Brasil dan memiliki darah keturunan Lebanon. Pria yang merupakan warga negara Prancis itu memulai karirnya di Michelin Prancis.
Ghosn lalu pindah ke Renault, di mana ia mengawasi perputaran dari para pembuat mobil. Dia kemudian bergabung dengan Nissan pada 1999 dan menjadi CEO pada 2001.
Baca juga: Ghosn pastikan merger Renault-Nissan tidak akan terjadi sebelum 2020
Penerjemah: Alviansyah Pasaribu
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018
Tags: