Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, memperkuat kerja sama dengan Kementerian Transportasi dan Komunikasi Timor Leste dalam melaksanakan Kerja Sama Selatan-Selatan.

Kepala Bidang Teknik dan Materi Perumahan, Pemukiman dan Pengembangan Wilayah Kementerian PUPR Hasto Agoeng Sapoetro, dalam siaran pers diterima di Jakarta, Selasa, menindaklanjuti kerja sama kedua pemerintah tersebut, telah dilakukan Pelatihan Perencanaan Jaringan Transmisi dan Distribusi Air Minum Timor Leste.

Pelatihan dilakukan oleh Balai Uji Coba Sistem Diklat Perumahan dan Permukiman, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) bersama Balai Teknik Air Minum Direktorat Jenderal Cipta Karya selama lima hari, yakni 12- 16 November 2018 di Bekasi, Jawa Barat.

Kerja sama tersebut bertujuan untuk meningkatkan kapasitas Direktorat Nasional Pelayanan Air atau DNSA, Kementerian Pekerjaan Umum Transportasi dan Komunikasi Timor Leste, untuk memastikan akses air minum aman 75 persen.

"Melalui pelatihan ini, kami ingin berbagi pengalaman tentang strategi penyelenggaraan SPAM, antara lain dalam peningkatan akses aman air minum melalui jaringan transmisi dan distribusi sesuai dengan persyaratan teknis," ungkap Hasto.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Tim Fasilitasi Kerja Sama Indonesia-Timor Leste Kementerian PUPR Ruchyat Deni Djakapermana, menyampaikan bahwa Indonesia ditugaskan PBB membantu negara Timor Leste dalam konteks Kerja Sama Selatan-Selatan, khususnya dalam hal peningkatan kapasitas sumber daya manusia.

Sebagai tindak lanjut kerja sama kedua negara tersebut, maka dituangkan melalui kerja sama bilateral antara lain di bidang jalan dan jembatan, perumahan dan permukiman, dan bidang air minum.

Kerja sama Selatan Selatan merupakan kerja sama pembangunan di antara negara-negara berkembang dalam rangka mencapai kemandirian bersama yang dilandasi oleh solidaritas, kesetaraan dan saling menguntungkan.

Sebagaimana diwartakan, Pemerintah Timor Leste meyakini bahwa peluang kerja sama antara Indonesia dengan Timor Leste, sebagai negara yang bertetangga, masih terbuka lebar.

"Sebagai negara tetangga, kita memiliki kewajiban untuk bekerja sama," kata Secretary of State for Social Communication Timor Leste Mericio Juvinal dos reis "Akara" dalam kunjungannya ke LKBN Antara di Jakarta, Rabu (14/11/2018).

Salah satu kerja sama yang ia garis bawahi terkait dengan proposal Timor Leste untuk menjadi anggota ASEAN. Pemerintahnya berharap agar Indonesia terus dapat memberikan dukungan supaya negaranya dapat menjadi anggota Asosiasi Negara-Negara Asia Tenggara itu.

Sebelumnya, Pemerintah Indonesia dan Timor Leste melanjutkan kerja sama sebagai keberlanjutan eksportasi produk unggas dengan melakukan perbaruan terhadap "Import Risk Analisis" (IRA) Recommendation.

Pembaruan kerja sama tersebut dilakukan oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Indonesia I Ketut Diarmita pada saat Entry Meeting (pertemuan pembuka) dengan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Republik Demokratik Timor-Leste, Domingos Gusmao beserta anggota Delegasi lainnya di Jakarta, Senin (12/11/2018).

"Saya berharap hasil Import Risk Analisis (IRA) oleh Tim Timor Leste berjalan dengan baik dan memuaskan, sehingga nantinya eksportasi unggas dan produk unggas dari Indonesia ke Timor Leste dapat terus berlanjut," kata Ketut Diarmita.

Baca juga: Timor Leste yakini peluang kerja sama masih terbuka

Baca juga: Timor Leste harap dibantu Indonesia jadi anggota ASEAN