Jakarta (ANTARA News) - PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum memproyeksikan puncak pendapatan finansial PT Freeport Indonesia akan terjadi pada 2021 dengan nilai 9,121 miliar dolar AS atau setara Rp133,2 triliun.

Sementara itu, proyeksi EBITDA atau keuntungan sebelum pajak dan potongan lainnya pada 2021 memiliki nilai 2,648 miliar dolar AS, kata Head of Corporate Communication and Government Relations Inalum Rendy Witoelar kepada Antara di Jakarta, Senin.

Pendapatan finansial Freeport Indonesia akan tetap stabil hingga 2034, yakni rata-rata tujuh miliar dolar AS per tahun.

Namun, setelah 2034, pendapatan Freeport diproyeksikan menurun hingga akhir konsesi pada 2041 sebesar 855 juta dolar AS.

Sebelumnya, perusahaan induk BUMN pertambangan Inalum menyatakan sudah mendapatkan dana pembelian 51 persen saham milik asing di Freeport Indonesia sebesar empat miliar dolar AS atau setara Rp58,4 triliun (kurs Rp14.600) dari hasil penerbitan obligasi global.

"Dana obligasi global sudah diperoleh. Dengan begitu kami sudah siap melakukan transaksi dengan Freeport," kata Rendy.

Baca juga: Inalum sudah dapatkan dana untuk transaksi Freeport 4 miliar dolar
Baca juga: Pemprov Papua-Inalum agendakan pertemuan terkait kepemilikan saham Freeport