Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Kepulauan Solomon, Rick Houenipwela di Hotel Hilton, Port Moresby, Sabtu.

"Saya harap, Indonesia diberikan kesempatan berkontribusi dalam mengembangkan perekonomian Kepulauan Solomon,” ujar Presiden Jokowi seperti disampaikan Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Indonesia dan Kepulauan Solomon merupakan dua negara yang memiliki beberapa kesamaan. Keduanya merupakan bangsa Pasifik, memiliki etnis Melanesia, juga merupakan negara kepulauan, dan menghadapi tantangan yang sama, termasuk di bidang perubahan iklim.

Saat melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Kepulauan Solomon Rick Houenipwela, Presiden Joko Widodo mengharapkan hubungan yang lebih erat di antara kedua negara tersebut.

Untuk meningkatkan kerja sama antarkedua negara, Presiden menyampaikan beberapa hal, diantaranya dengan meningkatkan investasi Indonesia di Kepulauan Solomon.

Dalam bidang perekonomian, pengembangan produk kelapa sawit menjadi salah satu fokus pembahasan. Kepulauan Solomon disebut tertarik untuk mengembangkan produk tersebut.

“Indonesia memiliki nilai tambah yang cukup tinggi dalam industri kelapa sawit. Saya ingin dorong perusahaan Indonesia untuk mengembangkan sawit di Kepulauan Solomon,” ujar Presiden.

Selain kelapa sawit, Indonesia berharap dapat bekerja sama dalam industri perikanan di Kepulauan Solomon. Presiden berharap, industri ini dapat menjadi sektor penting dalam kerja sama ekonomi Indonesia-Kepulauan Solomon.

Sementara itu, dalam bidang pariwisata, Indonesia siap membantu Kepulauan Solomon untuk mengembangkan pariwisata khususnya eco-tourism. Beberapa wilayah di Indonesia, sudah mengembangkan pariwisata berbasis lingkungan.

“Indonesia juga siap kerja sama di bidang kelautan, khususnya pengembangan daerah pesisir dan pengelolaan bencana,” lanjutnya.

Dalam pertemuan tersebut, Presiden juga menyampaikan apresiasi atas sikap tegas posisi Kepulauan Solomon untuk menghormati kedaulatan Indonesia.

“Saya menghargai posisi Kepulauan Solomon yang mendukung integritas wilayah Indonesia. Saya menghargai pandangan Yang Mulia terhadap perkembangan di Papua,” ujar Presiden.

Kepada PM Kepulauan Solomon, Presiden pun menjelaskan pembangunan yang telah dilakukan di Papua dan Papua Barat dalam empat tahun terakhir.

“Pembangunan 4.174 km jalan, 7 bandara, dan 15 pelabuhan. Peningkatan layanan kesehatan dan pendidikan masyarakat, pemberdayaan ekonomi masyarakat serta kebijakan BBM satu harga. Dengan pembangunan in, saya yakin kesejahteraan rakyat Papua akan semakin baik,” ucapnya.

Turut mendampingi Presiden dalam pertemuan bilateral ini, antara lain Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno.

Selain itu Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong, Duta Besar Indonesia untuk Papua Nugini Ronald J.P. Manik, Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri Desra Percaya, dan Staf Khusus Presiden Adita Irawati.

Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo tiba di Bandar Udara Internasional Jackson, Port Moresby, Papua Nugini pukul 10.35 waktu setempat (WS) atau 7.35 WIB.

Di bandara, Presiden dan Ibu Iriana disambut oleh Kepala Protokol Negara Papua Nugini Morea Veratau, Wakil Perdana Menteri Papua Nugini Charles Kauvu Abel, Menteri Pertanahan dan Tata Ruang (Menteri APEC) Justin Tkatchenko, Gubernur National Capital District Powes Parkop, dan Duta Besar Indonesia untuk Papua Nugini Ronald JP Manik beserta Ibu Ratna Dewi Manurung.

Sementara itu, Ibu Iriana menerima bunga tangan yang diserahkan oleh dua putra dan putri Papua Nugini. Sebelum memasuki kendaraan yang disiapkan, Presiden dan Ibu Iriana disambut tarian selamat datang.

Dari bandara, Presiden dan Ibu Iriana bersama rombongan langsung menuju hotel tempat menginap selama berada di Papua Nugini.

Tiba di hotel, Presiden dan Ibu Iriana disambut oleh masyarakat Indonesia yang mengibarkan bendera tangan. Di sini, Ibu Iriana menerima bunga tangan yang diserahkan oleh dua anak putra dan putri Indonesia.