Balai Besar Kerajinan dorong SNI batik
16 November 2018 22:59 WIB
Perajin membuat kerajinan kain batik cap di salah satu industri rumahan di Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Senin (2/7/2018). Kementrerian Perindustrian (Kemenperin) menyiapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) khusus untuk batik agar produk batik dalam negeri tidak digerus oleh kehadiran batik print dari luar negeri, membantu para penjual batik untuk menyeleksi batik yang masuk, dan menjamin bahwa batik yang dijual memang berkualitas. (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)
Yogyakarta (ANTARA News) - Kepala Bidang Pengujian, Sertifikasi dan Kalibrasi Balai Besar Kerajinan dan Batik di Yogyakarta Retno Widiastuti mengatakan pentingnya mendapatkan sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk memberikan perlindungan terhadap keaslian batik di berbagai daerah di Indonesia.
"Batik juga perlu SNI, karena banyak barang tiruan," kata Retno dalam agenda silahturahmi balai dengan Direktorat Lembaga Penelitian dan Pengembangan Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Pendidikan Tinggi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) di Yogyakarta, Jumat.
Kunjungan tim Ditjen Kelembagaan Iptek dan Pendidikan Tinggi ke balai itu untuk meningkatkan sinergitas penguatan kelembagaan.
Retno menuturkan pihaknya melayani sertifikasi bagi pihak-pihak yang ingin mendapatkan SNI itu.
Dia mengatakan perlu adanya penyeleksian terhadap produk-produk yang dijual di Yogyakarta untuk menjaga batik tetap menjadi warisan dunia.
Batik tiruan kebanyakan dibuat tanpa melalui proses membatik yang benar dengan menggunakan canting atau cap dan lilin panas.
Batik tiruan itu terbuat dari kain yang ditempelkan di cetakan yang sudah berwarna-warni.
Sertifikasi SNI juga bertujuan untuk mendorong terwujudnya produk yang berkualitas sesuai standar.
Retno mengatakan pihak balai telah mengirimkan sejumlah instruktur untuk memberikan pelatihan ke sejumlah negara termasuk di bawah kerangka Kerja Sama Selatan Selatan, antara lain pelatihan membuat kerajinan dari tempurung kelapa di Meksiko, Palau dan pelatihan batik di Suriname.
Baca juga: BBKB dorong IKM ikuti SNI Batik
Baca juga: SKNNI tumbuhkan semangat batik nasional kuasai pasar dunia
"Batik juga perlu SNI, karena banyak barang tiruan," kata Retno dalam agenda silahturahmi balai dengan Direktorat Lembaga Penelitian dan Pengembangan Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Pendidikan Tinggi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) di Yogyakarta, Jumat.
Kunjungan tim Ditjen Kelembagaan Iptek dan Pendidikan Tinggi ke balai itu untuk meningkatkan sinergitas penguatan kelembagaan.
Retno menuturkan pihaknya melayani sertifikasi bagi pihak-pihak yang ingin mendapatkan SNI itu.
Dia mengatakan perlu adanya penyeleksian terhadap produk-produk yang dijual di Yogyakarta untuk menjaga batik tetap menjadi warisan dunia.
Batik tiruan kebanyakan dibuat tanpa melalui proses membatik yang benar dengan menggunakan canting atau cap dan lilin panas.
Batik tiruan itu terbuat dari kain yang ditempelkan di cetakan yang sudah berwarna-warni.
Sertifikasi SNI juga bertujuan untuk mendorong terwujudnya produk yang berkualitas sesuai standar.
Retno mengatakan pihak balai telah mengirimkan sejumlah instruktur untuk memberikan pelatihan ke sejumlah negara termasuk di bawah kerangka Kerja Sama Selatan Selatan, antara lain pelatihan membuat kerajinan dari tempurung kelapa di Meksiko, Palau dan pelatihan batik di Suriname.
Baca juga: BBKB dorong IKM ikuti SNI Batik
Baca juga: SKNNI tumbuhkan semangat batik nasional kuasai pasar dunia
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2018
Tags: