Batan rampung mendesain reaktor daya eksperimental
16 November 2018 17:23 WIB
Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Djarot Sulistio Wisubroto (kiri) bersama Deputi Bidang Teknologi Nuklir Batan Suryantoro (kedua kiri) dan Kepala Bidang Fisika Teknologi Reaktor Batan Syaiful Bakhri (kedua kanan) mendengarkan penjelasan soal simulator Reaktor Daya Eksperimental (RDE) di Gedung 80 Puspiptek, Serpong, Jumat (16/11/2018). Batan telah menyelesaikan desain RDE berkapasitas 10 MWt.
Serpong (ANTARA News) - Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) merampungkan desain Reaktor Daya Eksperimental (RDE) 10 MWt dan kini dalam proses pengajuan izin desainnya pada Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten).
"Targetnya 2019, semoga Bapeten kasih sertifikasinya. Izin tapak yang sudah dikantongi Batan itu selesai 2021, karenanya sebelum itu harus bisa meyakinkan pemerintah untuk pembiayaannya," kata Kepala Batan Djarot Sulistio Wisubroto di Serpong, Jumat.
Guna mendapatkan izin desain RDE tersebut kini Batan melalui Pusat Teknologi Keselamatan Reaktor Nuklir (PTKRN) sedang memasuki tahapan pengembangan detail desain untuk reaktor generasi IV, guna memenuhi syarat mendapatkan persetujuan.
Secara formal, menurut dia, tahap persetujuan ini sudah diajukan sejak 27 Juli 2018, dengan mengirimkan sebagian dokumen yang diprasyaratkan yakni dokumen detil desain dan dokumen laporan analisis keselamatan.
Dan diharapkan mendapat persetujuan desain di 2020, sedangkan di 2021 diharapkan izin konstruksi sudah di dapat.
Batan sebelumnya juga telah mengantongi izin lingkungan. Setelah nanti izin desain serta izin konstruksi diperoleh, menurut Djarot, akan ada pula komisioning untuk bisa memperoleh izin operasional.
Awalnya sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) ia mengatakan pemerintah hendak membeli reaktor kapasitas 10 MWt, namun akhirnya terkendala tawaran berbagai vendor yang memberikan harga tinggi mencapai hingga 300 juta dolar AS.
Deputi Bidang Teknologi Nuklir Batan Suryantoro mengatakan pihaknya memutuskan mendesain sendiri RDE dengan teknologi reaktor generasi IV yang dinilai lebih aman karena bisa "menyelamatkan diri sendiri" bila terjadi kecelakaan.
Selain itu, dengan mendesain sendiri reaktor tersebut, menurut dia, akan menjadi semakin murah kedepannya namun tetap tidak menomorduakan aspek keamanannya.
Sementara itu, Kepala PTKRN Geni Rina Sunaryo mengatakan dengan mendesain sendiri otomatis Batan akan mampu mereview jika ada usulan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dari negara lain karena sudah paham soal reaktor tersebut.
Dengan mendesain dan dilanjutkan dengan membuat sendiri beberapa komponen kritis terkait keselamatan maka, menurut dia, harapannya 60 persen fasilitas reaktor dapat diproduksi sendiri.
Selain itu, ia mengatakan dengan mendesain sendiri artinya biaya tinggi ahli pendesain reaktor juga terpotong. Ini menjadi salah satu faktor yang bisa menekan harga pembangunan RDE.
Baca juga: Batan kantongi izin tapak reaktor daya eksperimental
Baca juga: Serpong, lokasi reaktor daya eksperimental Batan
"Targetnya 2019, semoga Bapeten kasih sertifikasinya. Izin tapak yang sudah dikantongi Batan itu selesai 2021, karenanya sebelum itu harus bisa meyakinkan pemerintah untuk pembiayaannya," kata Kepala Batan Djarot Sulistio Wisubroto di Serpong, Jumat.
Guna mendapatkan izin desain RDE tersebut kini Batan melalui Pusat Teknologi Keselamatan Reaktor Nuklir (PTKRN) sedang memasuki tahapan pengembangan detail desain untuk reaktor generasi IV, guna memenuhi syarat mendapatkan persetujuan.
Secara formal, menurut dia, tahap persetujuan ini sudah diajukan sejak 27 Juli 2018, dengan mengirimkan sebagian dokumen yang diprasyaratkan yakni dokumen detil desain dan dokumen laporan analisis keselamatan.
Dan diharapkan mendapat persetujuan desain di 2020, sedangkan di 2021 diharapkan izin konstruksi sudah di dapat.
Batan sebelumnya juga telah mengantongi izin lingkungan. Setelah nanti izin desain serta izin konstruksi diperoleh, menurut Djarot, akan ada pula komisioning untuk bisa memperoleh izin operasional.
Awalnya sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) ia mengatakan pemerintah hendak membeli reaktor kapasitas 10 MWt, namun akhirnya terkendala tawaran berbagai vendor yang memberikan harga tinggi mencapai hingga 300 juta dolar AS.
Deputi Bidang Teknologi Nuklir Batan Suryantoro mengatakan pihaknya memutuskan mendesain sendiri RDE dengan teknologi reaktor generasi IV yang dinilai lebih aman karena bisa "menyelamatkan diri sendiri" bila terjadi kecelakaan.
Selain itu, dengan mendesain sendiri reaktor tersebut, menurut dia, akan menjadi semakin murah kedepannya namun tetap tidak menomorduakan aspek keamanannya.
Sementara itu, Kepala PTKRN Geni Rina Sunaryo mengatakan dengan mendesain sendiri otomatis Batan akan mampu mereview jika ada usulan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dari negara lain karena sudah paham soal reaktor tersebut.
Dengan mendesain dan dilanjutkan dengan membuat sendiri beberapa komponen kritis terkait keselamatan maka, menurut dia, harapannya 60 persen fasilitas reaktor dapat diproduksi sendiri.
Selain itu, ia mengatakan dengan mendesain sendiri artinya biaya tinggi ahli pendesain reaktor juga terpotong. Ini menjadi salah satu faktor yang bisa menekan harga pembangunan RDE.
Baca juga: Batan kantongi izin tapak reaktor daya eksperimental
Baca juga: Serpong, lokasi reaktor daya eksperimental Batan
Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2018
Tags: