Manokwari, (ANTARA News) - Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis premium kembali terjadi di Kabupaten Teluk Wondama, Provinsi Papua Barat.

Pimpinan Agen Penyalur Minyak dan Solar (APMS) KSU Cinta Nelayan, Darman, di Wasior, Jumat mengatakan, kondisi ini membuat warga semakin khawatir terjadi krisis BBM seperti yang telah terjadi pada satu pekan lalu kembali terulang.

Sebelumnya selama sepekan terakhir semua pengecer secara bergiliran telah melakukan penjualan menyusul masuknya pasokan premium bersubsidi dari Manokwari.

Sedikitnya 90 ton premium telah masuk ke Kota Wasior dalam tujuh hari terakhir, termasuk 15 ton atau 15 ribu liter premium yang dibeli Pemkab Teluk Wondama dari Kabupaten Nabire.

Pasokan yang masuk tidak bisa bertahan lama karena masyarakat langsung "menyerbu" setiap pangkalan maupun pengecer yang membuka penjualan. BBM-pun langsung ludes hanya dalam hitungan jam karena warga yang mengantre selalu membludak.

Masyarakat rupanya masih dihantui kekhawatiran kelangkaan BBM seperti yang terjadi hampir dua pekan sebelumya akan berlanjut sehingga saat pasokan tiba mereka membeli dalam jumlah banyak untuk persediaan.

"Secara psikologis sudah trauma, begitu kami buka langsung mereka serobot. Kalau kita ikut aturan untuk motor 5 liter dan mobil 10 liter sebenarnya kita masih bisa bertahan agak lama," kata Darman.

Kepala Bagian Perekonomian Daerah Setda Teluk Wondama, Jemmy Suila pada wawancara terpisah mengatakan, Pemkab Wondama kembali menggelar rapat koordinasi pada Kamis (15/11) untuk menyikapi persoalan tersebut.

Rapat koordinasi itu dipimpin Sekda Denny Simbar dan menghadirkan APMS dan para pengecer BBM.

Jemmy mengatakan, dari monitoring yang dilakukan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dipastikan tidak ada aksi penimbunan. BBM yang masuk seluruhnya telah dijual habis kepada masyarakat.

"Kami monitoring dari Tandia sampai Sobei. Kami cek ke gudang-gudang, mereka katakan dalam dua jam saja BBM habis dibeli warga. Tidak bisa jual di botol karena masyarakat sudah mendesak," ujarnya.

Menurutnya, warga terlalu panik sehingga mereka memborong habis seluruh persediaan premium di gudang agen dan pangkalan.