Yogyakarta (ANTARA News) - Tujuh mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) yang tergabung dalam Tim UGM International Expedition (UIE) V Mapagama akan mengarungi arus deras di Sungai Franklin, Tasmania, Australia.

"Tujuh mahasiswa anggota Mapagama itu akan terlibat dalam ekspedisi bertajuk `Pristine Wild Rivers'," kata Direktur Kemahasiswaan UGM Dr Suharyadi dalam keterangan tertulis yang diterima Antara di Yogyakarta, Kamis.

Menurut Suharyadi, ketujuh mahasiswa itu adalah Irfan Hafiyyansah dari Fakultas Hukum, Lutfi Perdana (Fakultas Filsafat), Rais Kun Fajar PS (Fakultas Teknik), Iqbal Setya Nugraha (Fakultas Psikologi), serta Suryo Abdi Pangestu, Laily Adhliya, dan Dimas Satria W dari Sekolah Vokasi.

Sementara itu, Ketua Tim Ekspedisi Irfan mengemukakan selama pengarungan nanti tim akan menghadapi kondisi yang sangat berat dengan iklim dan situasi yang sangat berbeda. Hal itu menjadi tantangan untuk Tim UIE V.

Menurut dia, lokasi sungai berada di pedalaman hutan Taman Nasional Franklin-Gordon yang lembab dengan suhu dingin bisa mencapai lima derajat pada malam hari.

"Kondisi itu ditambah dengan tidak adanya akses keluar selama delapan hari dari sungai kecuali menyusuri hutan dengan waktu lebih dari satu minggu," katanya.

Ia mengatakan tim diharapkan dapat belajar tentang banyak hal dari ekspedisi tersebut, terutama dalam pengelolaan wisata olahraga arus deras dari manajemen hingga kemananan yang diterapkan.

"Selain itu juga belajar tentang bagaimana pengelolaan dan aturan taman nasional di Tasmania dibandingkan dengan Indonesia," kata Irfan.

Koordinator atlet dalam ekspedisi itu Dimas mengatakan kegiatan ekspedisi internasional dinilai memberikan dampak positif dalam pengembangan kemampuan petualangan anggota dan Mapagama dalam mewujudkan kegiatan bertaraf internasional.

Untuk itu, menurut dia, ekspedisi internasional itu dijadikan sebagai salah satu poin penting dalam rencana 50 tahun Mapagama.

Ia mengatakan, kemampuan masing-masing individu untuk mengikuti ekspedisi itu telah ditempa di Sungai Asahan, Sumatera Utara, yang menjadi salah satu destinasi utama pegiat olahraga ekstrem khususnya arus deras.

"Kegiatan utama ekpedisi adalah melakukan pengarungan Sungai Franklin di kawasan Taman Nasional Franklin-Gordon yang berada di jantung Pulau Tasmania. Pengarungan dilakukan selama kurang lebih delapan hari, dan berakhir pada 27 November 2018," kata Dimas.

(B015/H010)