Jakarta (ANTARA News) - Pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore menguat 100 poin menjadi Rp14.665 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.765 per dolar AS.
Analis Valbury Asia Futures Lukman Leong di Jakarta, Kamis, mengatakan Bank Indonesia yang mengambil kebijakan menaikkan suku bunga acuan Bank Indonesia "7 Day Reverse Repo Rate" menjadi faktor positif bagi pergerakan nilai tukar rupiah.
"Rupiah sempat tertekan di sela perdagangan hari ini, namun kembali menguat, kebijakan BI kemungkinan menjadi penopang bagi rupiah," ujarnya.
Menurut dia, kebijakan BI menaikkan suku bunga juga untuk mengantisipasi modal keluar akibat ekspektasi kenaikan suku bunga the Fed pada Desember 2018.
Ia menambahkan kebijakan Bank Indonesia itu juga mendapat reaksi positif dari pasar menyusul data neraca perdagangan yang kembali defisit.
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 14-15 November 2018 memutuskan untuk menaikkan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 6 persen. Sementara Badan
Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan pada Oktober 2018 defisit sebesar 1,82 miliar dolar AS.
Pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia, Rully Nova menambahkan tensi perang dagang Amerika Serikat-Tiongkok yang cenderung mereda turut menjadi faktor positif bagi aset-aset di negara berkembang dengan perekonomian stabil, seperti Indonesia. "Permintaan terhadap aset denominasi rupiah meningkat sehingga menopang kurs rupiah," katanya.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari ini (15/11), tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp14.764 dibanding sebelumnya (14/10) di posisi Rp14.755 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah menguat jadi RP14.790
Baca juga: Rupiah menguat saat pasar apresiasi instrumen DNDF
Rupiah menguat merespons kenaikan bunga acuan BI
15 November 2018 17:33 WIB
Petugas menghitung uang rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2018
Tags: