Migas sumbang defisit terbesar neraca perdagangan Oktober
15 November 2018 13:20 WIB
Kepala BPS Suhariyanto saat membacakan rilis neraca perdagangan pada Oktober 2018 di Jakarta, Kamis (15/11/2018). (ANTARA News/Satyagraha)
Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan tingginya impor dari sektor minyak dan gas menjadi penyebab terjadinya defisit neraca perdagangan pada Oktober 2018 sebesar 1,82 miliar dolar AS.
"Defisit 1,82 miliar dolar AS itu berasal dari defisit migas 1,4 miliar dolar AS dan defisit non migas 393 juta dolar AS," kata Suhariyanto dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis.
Suhariyanto menjelaskan impor sektor migas dalam periode ini tercatat sebesar 2,90 miliar dolar AS, sedangkan ekspor migas hanya mencapai 1,48 miliar dolar AS.
Impor sektor migas terdiri atas impor minyak mentah sebesar 878,4 juta dolar AS, impor hasil minyak mencapai 1,71 miliar dolar AS, dan impor gas sebanyak 311,2 juta dolar AS.
Sementara itu, ekspor migas terdiri dari ekspor minyak mentah sebesar 418,8 juta dolar AS, ekspor hasil minyak mencapai 110,6 juta dolar AS, dan ekspor gas 952,2 juta dolar AS.
"Yang membuat defisit dari sektor migas sedikit tertekan adalah nilai ekspor gas yang naik 49,3 persen dan memberikan sumbangan surplus," ujar Suhariyanto.
Nilai impor nonmigas yang mencapai 14,7 miliar dolar AS ikut memberikan sumbangan pada defisit neraca perdagangan, karena ekspor nonmigas hanya tercatat 14,3 miliar dolar AS.
Secara keseluruhan, BPS mencatat nilai ekspor mencapai 15,8 miliar dolar AS dan impor sebesar 17,6 miliar dolar AS pada Oktober 2018.
Dengan demikian, secara kumulatif, Januari-Oktober 2018, neraca perdagangan tercatat defisit sebesar 5,5 miliar dolar AS.
Defisit neraca perdagangan tersebut berasal dari nilai ekspor sebanyak 150,8 miliar dolar AS dan impor sebesar 156,3 miliar dolar AS.
Sejak awal tahun, Indonesia mengalami surplus neraca perdagangan dengan India sebesar 7,3 miliar dolar AS, Amerika Serikat 7,1 miliar dolar AS dan Belanda 2,2 miliar dolar AS. Namun, neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit dengan China sebesar 15,9 miliar dolar AS, Thailand 4,3 miliar dolar AS dan Australia 2,4 miliar dolar AS.
Baca juga: Neraca perdagangan kembali defisit, capai 1,82 miliar dolar pada Oktober
Baca juga: Serukan peningkatan ekspor tambal defisit, Bappenas sebut contoh Thailand
"Defisit 1,82 miliar dolar AS itu berasal dari defisit migas 1,4 miliar dolar AS dan defisit non migas 393 juta dolar AS," kata Suhariyanto dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis.
Suhariyanto menjelaskan impor sektor migas dalam periode ini tercatat sebesar 2,90 miliar dolar AS, sedangkan ekspor migas hanya mencapai 1,48 miliar dolar AS.
Impor sektor migas terdiri atas impor minyak mentah sebesar 878,4 juta dolar AS, impor hasil minyak mencapai 1,71 miliar dolar AS, dan impor gas sebanyak 311,2 juta dolar AS.
Sementara itu, ekspor migas terdiri dari ekspor minyak mentah sebesar 418,8 juta dolar AS, ekspor hasil minyak mencapai 110,6 juta dolar AS, dan ekspor gas 952,2 juta dolar AS.
"Yang membuat defisit dari sektor migas sedikit tertekan adalah nilai ekspor gas yang naik 49,3 persen dan memberikan sumbangan surplus," ujar Suhariyanto.
Nilai impor nonmigas yang mencapai 14,7 miliar dolar AS ikut memberikan sumbangan pada defisit neraca perdagangan, karena ekspor nonmigas hanya tercatat 14,3 miliar dolar AS.
Secara keseluruhan, BPS mencatat nilai ekspor mencapai 15,8 miliar dolar AS dan impor sebesar 17,6 miliar dolar AS pada Oktober 2018.
Dengan demikian, secara kumulatif, Januari-Oktober 2018, neraca perdagangan tercatat defisit sebesar 5,5 miliar dolar AS.
Defisit neraca perdagangan tersebut berasal dari nilai ekspor sebanyak 150,8 miliar dolar AS dan impor sebesar 156,3 miliar dolar AS.
Sejak awal tahun, Indonesia mengalami surplus neraca perdagangan dengan India sebesar 7,3 miliar dolar AS, Amerika Serikat 7,1 miliar dolar AS dan Belanda 2,2 miliar dolar AS. Namun, neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit dengan China sebesar 15,9 miliar dolar AS, Thailand 4,3 miliar dolar AS dan Australia 2,4 miliar dolar AS.
Baca juga: Neraca perdagangan kembali defisit, capai 1,82 miliar dolar pada Oktober
Baca juga: Serukan peningkatan ekspor tambal defisit, Bappenas sebut contoh Thailand
Pewarta: Satyagraha
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018
Tags: