Chicago (ANTARa News) - Harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange lebih tinggi pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), karena dolar AS melemah setelah data inflasi mencapai kenaikan terbesar sejak Januari.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember, naik 8,7 dolar AS atau 0,72 persen, menjadi ditutup pada 1.210,1 dolar AS per ounce.
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, turun 0,21 persen menjadi 96,96 pada pukul 19.15 GMT.
Emas biasanya bergerak berlawanan arah dengan dolar AS, yang berarti jika dolar AS melemah maka emas berjangka akan naik, karena emas yang dihargakan dalam dolar AS menjadi lebih murah bagi para investor yang menggunakan mata uang lainnya.
Sehari sebelumnya, sebut Xinhua, emas berjangka berakhir lebih rendah untuk sesi keempat berturut-turut, karena sekalipun indeks dolar AS tergelincir tetapi tetap mendekati level tertingginya dalam lebih dari satu tahun.
Indeks dolar AS telah naik sekitar 5,7 persen sepanjang tahun ini, sebagian didorong oleh ekspektasi untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve.
The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunganya lagi pada bulan depan dan tiga kali kenaikan pada 2019. Suku bunga yang lebih tinggi dapat meningkatkan dolar AS dan menekan permintaan untuk komoditas-komoditas berdenominasi dolar AS.
Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember bertambah 10,3 sen AS atau 0,74 persen, menjadi menetap di 14,08 dolar AS per ounce. Platinum untuk penyerahan Januari 2019 turun 7,5 dolar AS atau 0,89 persen, menjadi ditutup pada 833,8 dolar AS per ounce.
Baca juga: Anomali harga emas turun meski dolar AS melemah
Harga emas ditutup naik 0,72 persen ditopang pelemahan dolar AS
15 November 2018 05:50 WIB
Emas batangan (Reuters)
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2018
Tags: