Singapura (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia dan Rusia melakukan pertemuan bilateral di Pusat Konvensi Suntec, Singapura disela-sela rangkaian KTT Asean dengan sejumlah negara mitra membahas sejumlah isu antara lain hubungan kerja sama ekonomi.

Presiden Joko Widodo menerima Presiden Rusia Vladimir Putin pada Rabu sekitar pukul 16.00 Waktu Singapura.

"Saya menyambut baik kenaikan hubungan perdagangan kita. Di data kami, perdagangan bilateral meningkat 14,34% di tahun 2017 atau senilai USD2,52 miliar. Saya berharap target perdagangan USD5 miliar akan dapat tercapai di tahun 2020," kata Presiden.

Indonesia membahas tentang potensi peningkatan kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Rusia dalam bidang perdagangan, yakni mengenai dukungan positif bagi ekspor minyak sawit mentah Indonesia.

"Kami memohon dukungan untuk promosi dan kampanye positif bagi CPO Indonesia," kata Presiden.

Kepala Negara juga mendorong pemerintah Rusia untuk meningkatkan volume impor bagi sejumlah produk perikanan Indonesia.

Selain itu, Indonesia juga akan mendorong peningkatan ekspor buah tropis.

Dalam pertemuan itu, Presiden juga menyampaikan tentang perdagangan Indonesia dengan kerja sama ekonomi kawasan Eropa Timur dan Asia Tengah (EAEU).

Presiden mengatakan Indonesia berniat untuk meningkatkan perdagangan dengan EAEU.

"Saya harap Rusia sebagai Ketua EAEU dapat membantu mempercepat keputusan kolektif bagi dimulainya perundingan FTA (persetujuan perdagangan bebas) antara Indonesia dengan EAEU utamanya untuk menanggapi prosedur pengajuan yang telah kami sampaikan sejak 2017," tuturnya.

Nilai perdagangan bilateral kedua negara pada tahun 2017 tercatat meningkat 14,34 persen atau senilai USD2,5 miliar.

Dalam pertemuan itu, Presiden Jokowi didampingi oleh Menko Bidang Polhukam Wiranto, Menko Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Duta Besar RI untuk Singapura Ngurah Swajaya.