Jakarta (ANTARA News) - Bermain adalah salah satu proses belajar yang bisa dilakukan oleh anak. Bahkan, anak akan lebih fokus dalam menyimak.

Saskhya Aulia Prima Psikolog dan Pendiri Tiga Generasi mengatakan ketika anak sedang bermain, mereka akan serius dan menyimak apa yang sedang dimainkan.

"Semua tergantung dari apa yang ingin kita ajarkan. Kita mau ngajarin apa? Kalau anak - anak kecil di TK, kita enggak bisa paksa pakai buku pakai pencil. Kalau pakai mainan dengan belanja-belanjaan, mungkin ini mengajarkan mereka berinteraksi dan perdagangan. Dia seperti serius. Anak-anak itu pasti main dengan serius," jelas Saskhya ditemui dalam acara "ELC Holiday Collection" di Jakarta, Rabu.

Saskhya menerangkan bahwa bermain juga menjadi salah satu cara untuk menyegarkan pikiran anak-anak. Hal ini sama seperti orang dewasa yang akan mencari hiburan ketika mengalami stres.

"Sama juga dengan anak-anak. Kalau dia recharge lagi, dia perlu main dulu dan akhirnya belajar lagi. Jadi main menjadi medium dia untuk recharge lagi," ujarnya.

Yang harus di garis bawahi adalah orang tua harus memberikan anak mainan yang sesuai dengan usianya. Mainan ini juga berguna untuk mengatur emosi anak.

"Misalnya dengan bermain, anak-anak bercerita lewat mainan castle-castle, dia bisa cerita. Misalnya cerita alien dan cerita-cerita yang di sekitar. Itu bisa mengasah emosional anak," kata Saskhya.

Baca juga: Ponsel dapat menganggu kesehatan mental anak usia dini

Baca juga: Pentingnya peran kakek-nenek ketika orangtua bercerai