Mendes optimistis serapan dana desa 99 persen
14 November 2018 14:15 WIB
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia, Eko Putro Sandjojo memberikan keterangan pers kepada sejumlah wartawan, di Jakarta, Rabu (14/11/2018). (ANTARA News/ Anita Permata Dewi)
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia, Eko Putro Sandjojo optimistis penyerapan dana desa tahun anggaran 2018 bisa mencapai lebih dari 99 persen.
Pasalnya penyerapan dana desa dari tahun ke tahun selalu mengalami kenaikan.
"Dari sisi penyerapan terus membaik. Tahun 2015 penyerapannya 82 persen. Tahun 2016 (penyerapan) 97 persen. Tahun lalu, 98 persen. Saya yakin tahun ini (penyerapan dana desa) bisa 99 persen lebih," kata Menteri Eko di sela-sela acara Rapat Koordinasi Nasional dan Evaluasi Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Tahun Anggaran 2018, di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, penyerapan dana desa yang meningkat setiap tahunnya menunjukkan tata kelola dana desa yang terus membaik.
Meski demikian, penggunaan dana desa selalu diaudit dan laporan hasil audit tersebut menjadi syarat pencairan dana desa berikutnya.
Ia menegaskan audit penggunaan dana desa sangat penting untuk menjaga transparansi dan akuntabilitas.
"Dana desa tahap berikutnya tidak akan bisa cair kalau laporan audit dari tahap sebelumnya belum diterima. Kalau (desa) yang ada kasus atau laporan (audit) belum diterima, tidak bisa kami paksakan (pengucuran dana desa tahap berikutnya), karena akuntabilitas juga penting," katanya.
Eko menyebut dana desa telah dimanfaatkan dengan baik untuk pembangunan infrastruktur desa-desa di Indonesia diantaranya pembangunan fasilitas air bersih yang mencapai hampir satu juta unit, pembangunan jalan desa dengan total panjang 158.000 kilometer, pembangunan sarana pendidikan anak usia dini (PAUD), pasar, juga pembangunan sarana pelayanan kesehatan tingkat desa yakni pondok bersalin desa (polindes) dan pos pelayanan terpadu (posyandu).
"Pembangunan PAUD, polindes, pasar, posyandu puluhan ribu jumlahnya," katanya.
Baca juga: Mendes ungkap penyerapan dana desa makin meningkat
Baca juga: Membangun infrastruktur melalui dana desa
Pasalnya penyerapan dana desa dari tahun ke tahun selalu mengalami kenaikan.
"Dari sisi penyerapan terus membaik. Tahun 2015 penyerapannya 82 persen. Tahun 2016 (penyerapan) 97 persen. Tahun lalu, 98 persen. Saya yakin tahun ini (penyerapan dana desa) bisa 99 persen lebih," kata Menteri Eko di sela-sela acara Rapat Koordinasi Nasional dan Evaluasi Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Tahun Anggaran 2018, di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, penyerapan dana desa yang meningkat setiap tahunnya menunjukkan tata kelola dana desa yang terus membaik.
Meski demikian, penggunaan dana desa selalu diaudit dan laporan hasil audit tersebut menjadi syarat pencairan dana desa berikutnya.
Ia menegaskan audit penggunaan dana desa sangat penting untuk menjaga transparansi dan akuntabilitas.
"Dana desa tahap berikutnya tidak akan bisa cair kalau laporan audit dari tahap sebelumnya belum diterima. Kalau (desa) yang ada kasus atau laporan (audit) belum diterima, tidak bisa kami paksakan (pengucuran dana desa tahap berikutnya), karena akuntabilitas juga penting," katanya.
Eko menyebut dana desa telah dimanfaatkan dengan baik untuk pembangunan infrastruktur desa-desa di Indonesia diantaranya pembangunan fasilitas air bersih yang mencapai hampir satu juta unit, pembangunan jalan desa dengan total panjang 158.000 kilometer, pembangunan sarana pendidikan anak usia dini (PAUD), pasar, juga pembangunan sarana pelayanan kesehatan tingkat desa yakni pondok bersalin desa (polindes) dan pos pelayanan terpadu (posyandu).
"Pembangunan PAUD, polindes, pasar, posyandu puluhan ribu jumlahnya," katanya.
Baca juga: Mendes ungkap penyerapan dana desa makin meningkat
Baca juga: Membangun infrastruktur melalui dana desa
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2018
Tags: