Pengungsi banjir Mandailing Natal kembali ke rumah
14 November 2018 14:05 WIB
Warga berada di depan rumah mereka yang rusak karena banjir bandang di Desa Muara Saladi, Ulu Pungkut, Mandailing Natal, Sumatera Utara, Senin (15/10/2018). Banjir bandang yang terjadi pada Jumat (12/10) melanda sembilan kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal, menyebabkan sedikitnya 17 orang meninggal dunia dan ratusan warga mengungsi. ANTARA FOTO/Holik Mandailing/pras.
Medan (ANTARA News) - Sebagian dari ratusan warga Lingga Bayu dan Batang Natal, Kabupaten Mandailing Natal, Provinsi Sumatera Utara yang mengungsi akibat banjir sudah kembali ke rumah masing-masing
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mandailing Natal, Muhammad Yasir Nasution, yang dihubungi dari Medan, Rabu, mengatakan sebagian warga pulang ke rumah karena dianggap sudah aman dan kemungkinan tidak terjadi banjir lagi.
Selama beberapa terakhir hari ini, kata dia, hujan tidak turun di Kecamatan Lingga Bayu dan Kecamatan Batang Natal sehingga air sungai di daerah itu diperkirakan tidak meluap.
"Karena selama ini, jika hujan turun dengan lebat, maka kedua kecamatan tersebut mengalami banjir dan menggenangi rumah warga yang tidak berapa jauh dari sungai," ujar dia.
Baca juga: Jembatan penghubung desa di Mandailing Natal hanyut
Ia mengatakan warga pulang ke rumah untuk menyingkirkan sisa-sisa banjir, berupa lumpur dan sampah yang berserakan di rumah dan lingkungannya.
"Warga tersebut mengungsi ke rumah tetangga dan juga rumah keluarga yang tidak terkena banjir," ucap dia.
Yasir menyebutkan banjir pada Rabu (7/11) malam setelah hujan lebat yang menyebabkan air sungai meluap dan menghanyutkan 72 rumah warga di dua kecamatan itu. Dari 72 rumah yang hanyut itu, 41 rumah di Kecamatan Lingga Bayu dan 31 rumah lainnya di Batang Natal.
Rumah-rumah warga yang hanyut akibat banjir di Kecamatan Lingga Bayu, yakni Simpang Gambir 16 rumah, Ranto Sore Sigala-gala delapan rumah, Aek Garingging delapan rumah, Sikumbu enam rumah, Pulo Padang enam rumah, Tapus dua rumah. Selain itu, ada satu mobil ikut hanyut dan ada rumah terbakar di Simpang Gambir.
"Petugas BPBD Mandailing Natal bekerja sama dengan Camat Batang Natal-Lingga Bayu masih mendata rumah penduduk yang rusak dihantam banjir," katanya.
Baca juga: Puluhan rumah hanyut akibat banjir Mandailing Natal
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mandailing Natal, Muhammad Yasir Nasution, yang dihubungi dari Medan, Rabu, mengatakan sebagian warga pulang ke rumah karena dianggap sudah aman dan kemungkinan tidak terjadi banjir lagi.
Selama beberapa terakhir hari ini, kata dia, hujan tidak turun di Kecamatan Lingga Bayu dan Kecamatan Batang Natal sehingga air sungai di daerah itu diperkirakan tidak meluap.
"Karena selama ini, jika hujan turun dengan lebat, maka kedua kecamatan tersebut mengalami banjir dan menggenangi rumah warga yang tidak berapa jauh dari sungai," ujar dia.
Baca juga: Jembatan penghubung desa di Mandailing Natal hanyut
Ia mengatakan warga pulang ke rumah untuk menyingkirkan sisa-sisa banjir, berupa lumpur dan sampah yang berserakan di rumah dan lingkungannya.
"Warga tersebut mengungsi ke rumah tetangga dan juga rumah keluarga yang tidak terkena banjir," ucap dia.
Yasir menyebutkan banjir pada Rabu (7/11) malam setelah hujan lebat yang menyebabkan air sungai meluap dan menghanyutkan 72 rumah warga di dua kecamatan itu. Dari 72 rumah yang hanyut itu, 41 rumah di Kecamatan Lingga Bayu dan 31 rumah lainnya di Batang Natal.
Rumah-rumah warga yang hanyut akibat banjir di Kecamatan Lingga Bayu, yakni Simpang Gambir 16 rumah, Ranto Sore Sigala-gala delapan rumah, Aek Garingging delapan rumah, Sikumbu enam rumah, Pulo Padang enam rumah, Tapus dua rumah. Selain itu, ada satu mobil ikut hanyut dan ada rumah terbakar di Simpang Gambir.
"Petugas BPBD Mandailing Natal bekerja sama dengan Camat Batang Natal-Lingga Bayu masih mendata rumah penduduk yang rusak dihantam banjir," katanya.
Baca juga: Puluhan rumah hanyut akibat banjir Mandailing Natal
Pewarta: Munawar Mandailing
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2018
Tags: