Jakarta (ANTARA News) - Pergerakan nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi ini menguat sebesar 38 poin menjadi Rp14.790 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.828 per dolar AS menyusul apresiasi pasar terhadap instrumen domestic non deliverable forward (DNDF) .
Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada di Jakarta, Rabu, mengatakan pergerakan nilai tukar rupiah kembali mampu melanjutkan kenaikan terhadap dolar AS setelah sempat tertahan pada hari sebelumnya.
"Apresiasi rupiah itu seiring penilaian pasar yang positif terkait transaksi domestic non deliverable forward (DNDF)," katanya.
Menurut dia, instrumen DNDF itu dinilai cukup efektif dalam menjaga fluktuasi nilai tukar rupiah di pasar valas domestik. Baca juga: BI Tawarkan NDF Domestik Kurangi Tekanan Terhadap Rupiah
Di sisi lain, lanjut dia, upaya pemerintah untuk terus menggiatkan investasi ke dalam negeri, setelah adanya penurunan nilai investasi juga turut direspons positif pelaku pasar keuangan.
Baca juga: Menperin pastikan sejumlah industri masuk revisi DNI
"Sejumlah industri akan mengalami relaksasi dan masuk dalam revisi Daftar Negatif Investasi (DNI) untuk mendorong investasi masuk," katanya.
Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan revisi DNI diharapkan dapat lebih membuat daya tarik investasi ke Indonesia.
Ia menambahkan upaya menarik investasi juga dilakukan dengan membangun infrastruktur yang cukup agresif terutama infrastruktur energi (listrik) dan system Online Single Submission (OSS).
Baca juga: Kurs dolar AS melemah setelah rancangan Brexit tercapai
Rupiah menguat saat pasar apresiasi instrumen DNDF
14 November 2018 10:31 WIB
Ilustrasi: Seorang petugas menghitung uang rupiah di kantor sebuah bank di Jakarta (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018
Tags: