Melani berharap semakin banyak wakil rakyat dari kalangan perempuan
13 November 2018 21:36 WIB
Jakarta, 13/11 (ANTARA News) - Anggota MPR dari Fraksi Partai Demokrat Melani Leimena Suharli mengharapkan hasil pemilihan legislatif tahun depan banyak kalangan perempuan yang terpilih. foto humas MPR
Jakarta, 13/11 (ANTARA News) - Anggota MPR dari Fraksi Partai Demokrat Melani Leimena Suharli mengharapkan hasil pemilihan legislatif tahun depan banyak kalangan perempuan yang terpilih.
“Mudah-mudahan wakil rakyat dari kalangan perempuan di tahun 2019 semakin banyak”, harap anggota MPR dari Fraksi Partai Demokrat Melani Leimena Suharli dalam siaran pers yang diterima Antara Jakarta, Selasa.
Hal tersebut disampaikan Melani di hadapan ratusan Guru PPKN se-Jakarta Selatan, dalam Sosialisasi Empat Pilar, Gedung GBHN Lt. 3, Komplek Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta.
Melani menekankan hal yang demikian agar dalam proses pembuatan undang-undang di DPR, kaum perempuan lebih bisa mengkritisi dan mewarnai.
“Agar undang-undang kita berbasis gender dan tak merugikan kaum perempuan”, paparnya.
Diakui oleh anak pahlawan nasional J. Leimena itu, jumlah anggota DPR dari kalangan perempuan dari waktu ke waktu semakin menurun. Untuk mencegah hal yang demikian dibuatlah aturan yang mengharuskan quota 30 persen bagi kaum perempuan untuk menjadi caleg. Aturan ini harus dijalankan oleh partai politik.
“Nomer urut satu sampai tiga dalam daftar calon anggota DPR, satu di antaranya harus perempuan”, ungkapnya.
Kepada para guru yang datang dari berbagai sekolah, Melani mengatakan tugas wakil rakyat merupakan tugas yang mulia.
“Bila mereka benar-benar melaksanakan fungsinya”, tuturnya.
Disebut tugas wakil rakyat membuat undang-undang, budgeting, dan melakukan pengawasan. Sebagai wakil rakyat mereka bekerja hingga malam bahkan subuh.
“Ini yang tak disorot oleh media”, ungkapnya.
Dirinya tersenyum dan mengatakan, yang disorot malah yang tidur saat rapat atau yang kena OTT.
Dalam kesempatan itu, Wakil Ketua MPR Periode 2009-2014 ini menyebut Sosialisasi Empat Pilar dilakukan oleh MPR dalam periode kepemimpinannya. Metode yang dilakukan untuk memasyarakatkan Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, dilakukan dengan berbagai cara seperti lomba cerdas cermat, diskusi, focus group discussion, training of trainer.
“Di jaman saya bahkan ada lomba menggambar Empat Pilar dengan peserta anak PAUD dan SD”, ungkapnya.
Dalam melakukan sosialisasi, dikatakan MPR melakukan kerja sama dengan berbagai pihak.
Empat Pilar bagi Melani perlu diimplementasikan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Kita harus bangga dengan Empat Pilar”, tuturnya.
Ia menyebut kebanggaan sebab saat Presiden Amerika Serika Barack Obama datang ke Indonesia, ia menyebut Indonesia sangat beruntung karena mempunyai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Menurut Melani, bangsa lain memuji Pancasila.
Empat Pilar penting diimplementasikan dalam keseharian menurut Melani Leimena Suharli apalagi menjelang Pemilu 2019.
“Jangan gara-gara beda pilihan membuat kita pecah”, ucapnya.
Kalau bangsa ini pecah, disebut itu akibat sikap tidak menghormati jasa para pahlawan.
Dalam sosialisasi yang dipandu oleh Kabiro Humas Setjen MPR, Siti Fauziah, Siti Fauziah menyebut sosialisasi yang dilakukan oleh MPR juga melalui seni dan budaya masyarakat. Diakui kesenian dan kebudayaan yang ada di masyarakat ada yang punah. Untuk itu MPR menggunakan seni dan budaya masyarakat selain untuk mensosialisasikan Empat Pilar juga sebagai langkah untuk merawat budaya bangsa.
“Generasi muda jangan hanya senang K-Pop, kesenian daerah pun juga harus dicintai”, paparnya.
***2***
“Mudah-mudahan wakil rakyat dari kalangan perempuan di tahun 2019 semakin banyak”, harap anggota MPR dari Fraksi Partai Demokrat Melani Leimena Suharli dalam siaran pers yang diterima Antara Jakarta, Selasa.
Hal tersebut disampaikan Melani di hadapan ratusan Guru PPKN se-Jakarta Selatan, dalam Sosialisasi Empat Pilar, Gedung GBHN Lt. 3, Komplek Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta.
Melani menekankan hal yang demikian agar dalam proses pembuatan undang-undang di DPR, kaum perempuan lebih bisa mengkritisi dan mewarnai.
“Agar undang-undang kita berbasis gender dan tak merugikan kaum perempuan”, paparnya.
Diakui oleh anak pahlawan nasional J. Leimena itu, jumlah anggota DPR dari kalangan perempuan dari waktu ke waktu semakin menurun. Untuk mencegah hal yang demikian dibuatlah aturan yang mengharuskan quota 30 persen bagi kaum perempuan untuk menjadi caleg. Aturan ini harus dijalankan oleh partai politik.
“Nomer urut satu sampai tiga dalam daftar calon anggota DPR, satu di antaranya harus perempuan”, ungkapnya.
Kepada para guru yang datang dari berbagai sekolah, Melani mengatakan tugas wakil rakyat merupakan tugas yang mulia.
“Bila mereka benar-benar melaksanakan fungsinya”, tuturnya.
Disebut tugas wakil rakyat membuat undang-undang, budgeting, dan melakukan pengawasan. Sebagai wakil rakyat mereka bekerja hingga malam bahkan subuh.
“Ini yang tak disorot oleh media”, ungkapnya.
Dirinya tersenyum dan mengatakan, yang disorot malah yang tidur saat rapat atau yang kena OTT.
Dalam kesempatan itu, Wakil Ketua MPR Periode 2009-2014 ini menyebut Sosialisasi Empat Pilar dilakukan oleh MPR dalam periode kepemimpinannya. Metode yang dilakukan untuk memasyarakatkan Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, dilakukan dengan berbagai cara seperti lomba cerdas cermat, diskusi, focus group discussion, training of trainer.
“Di jaman saya bahkan ada lomba menggambar Empat Pilar dengan peserta anak PAUD dan SD”, ungkapnya.
Dalam melakukan sosialisasi, dikatakan MPR melakukan kerja sama dengan berbagai pihak.
Empat Pilar bagi Melani perlu diimplementasikan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Kita harus bangga dengan Empat Pilar”, tuturnya.
Ia menyebut kebanggaan sebab saat Presiden Amerika Serika Barack Obama datang ke Indonesia, ia menyebut Indonesia sangat beruntung karena mempunyai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Menurut Melani, bangsa lain memuji Pancasila.
Empat Pilar penting diimplementasikan dalam keseharian menurut Melani Leimena Suharli apalagi menjelang Pemilu 2019.
“Jangan gara-gara beda pilihan membuat kita pecah”, ucapnya.
Kalau bangsa ini pecah, disebut itu akibat sikap tidak menghormati jasa para pahlawan.
Dalam sosialisasi yang dipandu oleh Kabiro Humas Setjen MPR, Siti Fauziah, Siti Fauziah menyebut sosialisasi yang dilakukan oleh MPR juga melalui seni dan budaya masyarakat. Diakui kesenian dan kebudayaan yang ada di masyarakat ada yang punah. Untuk itu MPR menggunakan seni dan budaya masyarakat selain untuk mensosialisasikan Empat Pilar juga sebagai langkah untuk merawat budaya bangsa.
“Generasi muda jangan hanya senang K-Pop, kesenian daerah pun juga harus dicintai”, paparnya.
***2***
Pewarta: Jaka Sugiyanta
Editor: Jaka Sugiyanta
Copyright © ANTARA 2018
Tags: