Basarnas luncurkan 2 kapal SAR di Batam
13 November 2018 19:03 WIB
Peresmian KN SAR Antasena 234 Seorang petugas menyaksikan KN SAR Antasena 234 yang akan berlabuh saat akan diresmikan di Dermaga Pelabuhan Sukarno Hatta, Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (14/4/2016). Badan SAR Nasional memberikan satu buah kapal baru yang diberi nama KN SAR Antasena 234 untuk dioperasikan guna menunjang kinerja Basarnas dalam setiap misi kemanusiaan yang terjadi pada perairan di Indonesia khususnya untuk wilayah Sulawesi dan sekitarnya. (ANTARA FOTO/Abriawan Abhe)
Batam (ANTARA News) - Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya (Marsdya) TNI Syaugi meluncurkan Kapal Negara (KN) Karna dan KN Sasikirana yang diharapkan memperkuat pelaksanaan pencarian dan penyelamatan korban kecelakaan di perairan.
"Ekspektasi kedua kapal ini untuk mengefektifkan pelaksanaan operasi SAR di perairan," kata Marsdya TNI Syaugi di Batam, Kepulauan Riau, Selasa.
Saat ini, Basarnas memiliki 170 kapal yang tersebar di Kantor maupun Pos SAR di seluruh Tanah Air.
Namun, menurut dia, jumlah itu masih kurang, mengingat wilayah perairan Indonesia yang luas.
"Jumlah tersebut belum ideal, namun karena kekuatan anggaran untuk tahun ini hanya mampu mengadakan dua kapal tersebut, ya harus kita terima, kita syukuri, dan kita maksimalkan yang ada," katanya.
Ia mengatakan mobilisasi menggunakan moda transportasi air meningkat signifikan dari tahun ke tahun. Perkembangan tersebut berimplikasi pada risiko peningkatan kecelakaan di bidang pelayaran.
Dari data Basarnas Command Center (BCC), hampir 70 persen kecelakaan yang ditangani Basarnas adalah kecelakaan di perairan.
Setiap hari, Basarnas rata-rata menangani 10-20 kecelakaan di perairan di seluruh Tanah Air.
Oleh karena itu, sarana prasarana air menjadi hal krusial yang harus ditingkatkan untuk mengefektifkan pelaksanaan operasi SAR.
Dengan sarana dan prasarana yang memadai, kata dia, operasi pencarian, pertolongan, penyelamatan, dan evakuasi dapat terlaksana dengan cepat, efektif, dan efisien sehingga jatuhnya korban jiwa mampu diminimalisasi.
KN Karna dan KN Sasikirana merupakan kapal penyelamat berukuran 40 meter berbahan aluminium yang diproduksi PT Palindo Marine dan PT Infinity Global Mandiri. Kedua kapal mampu melaju dengan kecepatan 30 knot.
Dua KN itu sengaja dinamai dengan tokoh pewayangan. Karna, dalam dunia pewayangan adalah raja yang memegang teguh nilai-nilai seorang ksatria, sedangkan Sasikirana adalah putra Gatotkaca yang berwatak pemberani, teguh, tangguh, cerdik, pandai, dan trengginas.
"Karakter Sasikirana hampir sama dengan para `rescuer`, mereka memiliki jiwa kemanusiaan dan berani mengambil risiko demi menolong sesama," kata dia.
Selain peluncuran kedua kapal tersebut, ia juga mengunjungi PT Karimun Anugerah Sejati untuk mengecek pembuatan dua unit kapal suplai dengan ukuran 66 meter.
Kapal itu nantinya untuk menyokong kapal-kapal yang tengah melaksanakan operasi SAR. Kapal itu berkapasitas besar untuk menampung logistik, seperti bahan bakar 500 ton liter, air bersih 100 ton liter, bahan makanan, Remotly Operated Underwater Vehicle (ROV), dan peralatan bawah air lainnya, serta dilengkapi dengan landasan helikopter.
"Karena nilainya besar, pengadaan kapal ini sesuai rencana strategis (renstra) dengan menggunakan anggaran `multiyears` untuk dua tahun ke depan," kata dia.
Dia optimistis bila kapal itu sudah dapat dioperasikan, kapal-kapal Basarnas tidak perlu lagi khawatir kehabisan BBM atau "endurance" saat operasi, karena kapal itu akan memasoknya.
"Misalnya, kapal-kapal Basarnas yang berukuran 40 meter dengan kapasitas tangki 10 ton, maka kapal ini bisa mengisi sembilan unit BBM sehingga kapal-kapal tersebut tetap aman di lokasi pencarian tanpa harus bolak-balik ke pangkalan yang sudah pasti memakan banyak waktu," kata dia.
Baca juga: Badan SAR Nasional pesan helikopter dan kapal
Baca juga: SAR tempuh 15 km cari BBM kapal
"Ekspektasi kedua kapal ini untuk mengefektifkan pelaksanaan operasi SAR di perairan," kata Marsdya TNI Syaugi di Batam, Kepulauan Riau, Selasa.
Saat ini, Basarnas memiliki 170 kapal yang tersebar di Kantor maupun Pos SAR di seluruh Tanah Air.
Namun, menurut dia, jumlah itu masih kurang, mengingat wilayah perairan Indonesia yang luas.
"Jumlah tersebut belum ideal, namun karena kekuatan anggaran untuk tahun ini hanya mampu mengadakan dua kapal tersebut, ya harus kita terima, kita syukuri, dan kita maksimalkan yang ada," katanya.
Ia mengatakan mobilisasi menggunakan moda transportasi air meningkat signifikan dari tahun ke tahun. Perkembangan tersebut berimplikasi pada risiko peningkatan kecelakaan di bidang pelayaran.
Dari data Basarnas Command Center (BCC), hampir 70 persen kecelakaan yang ditangani Basarnas adalah kecelakaan di perairan.
Setiap hari, Basarnas rata-rata menangani 10-20 kecelakaan di perairan di seluruh Tanah Air.
Oleh karena itu, sarana prasarana air menjadi hal krusial yang harus ditingkatkan untuk mengefektifkan pelaksanaan operasi SAR.
Dengan sarana dan prasarana yang memadai, kata dia, operasi pencarian, pertolongan, penyelamatan, dan evakuasi dapat terlaksana dengan cepat, efektif, dan efisien sehingga jatuhnya korban jiwa mampu diminimalisasi.
KN Karna dan KN Sasikirana merupakan kapal penyelamat berukuran 40 meter berbahan aluminium yang diproduksi PT Palindo Marine dan PT Infinity Global Mandiri. Kedua kapal mampu melaju dengan kecepatan 30 knot.
Dua KN itu sengaja dinamai dengan tokoh pewayangan. Karna, dalam dunia pewayangan adalah raja yang memegang teguh nilai-nilai seorang ksatria, sedangkan Sasikirana adalah putra Gatotkaca yang berwatak pemberani, teguh, tangguh, cerdik, pandai, dan trengginas.
"Karakter Sasikirana hampir sama dengan para `rescuer`, mereka memiliki jiwa kemanusiaan dan berani mengambil risiko demi menolong sesama," kata dia.
Selain peluncuran kedua kapal tersebut, ia juga mengunjungi PT Karimun Anugerah Sejati untuk mengecek pembuatan dua unit kapal suplai dengan ukuran 66 meter.
Kapal itu nantinya untuk menyokong kapal-kapal yang tengah melaksanakan operasi SAR. Kapal itu berkapasitas besar untuk menampung logistik, seperti bahan bakar 500 ton liter, air bersih 100 ton liter, bahan makanan, Remotly Operated Underwater Vehicle (ROV), dan peralatan bawah air lainnya, serta dilengkapi dengan landasan helikopter.
"Karena nilainya besar, pengadaan kapal ini sesuai rencana strategis (renstra) dengan menggunakan anggaran `multiyears` untuk dua tahun ke depan," kata dia.
Dia optimistis bila kapal itu sudah dapat dioperasikan, kapal-kapal Basarnas tidak perlu lagi khawatir kehabisan BBM atau "endurance" saat operasi, karena kapal itu akan memasoknya.
"Misalnya, kapal-kapal Basarnas yang berukuran 40 meter dengan kapasitas tangki 10 ton, maka kapal ini bisa mengisi sembilan unit BBM sehingga kapal-kapal tersebut tetap aman di lokasi pencarian tanpa harus bolak-balik ke pangkalan yang sudah pasti memakan banyak waktu," kata dia.
Baca juga: Badan SAR Nasional pesan helikopter dan kapal
Baca juga: SAR tempuh 15 km cari BBM kapal
Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2018
Tags: