Jakarta (ANTARA News) - Hujan deras di Jakarta dan sekitarnya pada Minggu (11/11) petang hingga malam, menyebabkan ratusan ton sampah menggenang dan tersangkut di pintu air Manggarai, Jakarta Pusat.

Kepala Satuan Pelaksana Unit Pelaksana Kebersihan (UPK) Badan Air Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Pusat Rohmat, di Jakarta, Selasa, mengatakan sampah-sampah tersebut tidak langsung datang seketika hujan turun namun beberapa jam setelahnya.

"Ketika itu setelah hujan besar malamnya, baru sekitar pukul 02:30 WIB sampah mulai penuh di pintu air Manggarai ini," kata Rohmat ditemui di kantornya.

Sampah-sampah itu sendiri, tutur Rohmat, terdiri dari berbagai jenis mulai yang berasal dari alam seperti batang pohon, hingga sampah rumah tangga seperti plastik, styrofoam sampai kasur bahkan kulkas.

"Sampah-sampah itu diangkut mulai dari Senin (12/11) pagi sekitar pukul 07.00 WIB hingga pukul 22.30 WIB, dan hari ini dilanjutkan kembali," ujar Rohmat

Baca juga: Anies Baswedan imbau warga Jakarta tak buang sampah sembarangan

Hingga saat ini, sampah yang diangkut dari pintu air Manggarai sebanyak 77 truk berkapasitas masing-masing truk sekitar dua ton, dengan rincian 66 truk pada Senin (12/11) dan 11 truk pada Selasa hingga pukul 14.00 WIB. Petugas pun masih melakukan pekerjaan untuk mengangkut sampah tersebut.

Terkait dengan jenis sampah yang beragam dan mungkin tidak masuk akal seperti kasur dan kulkas, Rohmat mengaku hal tersebut sering kali terjadi kala hujan deras melanda.

"Saya juga tidak mengerti bagaimana itu bisa terjadi, apa karena air banjir jadi terbawa atau dibuang karena air sedang banyak, saya gak ngerti lah, yang jelas kami bersihkan saja," ucap Rohmat.

Sampah-sampah tersebut sendiri, disebut Rohmat, kerap menjadi salah satu penyebab banjir karena air tidak leluasa mengalir. Namun dengan sudah banyaknya sampah yang diangkut, kini debit air di pintu air Manggarai terpantau di batas normal sekitar 600 sentimeter.

Sampah-sampah tersebut sendiri dibawa ke Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Jalan Perintis Kemerdekaan dan selanjutnya dibawa oleh truk yang lebih besar ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang.

Baca juga: Mengantisipasi banjir di Jakarta
Baca juga: Pemprov Jakarta pastikan Sungai Ciliwung bersih dari sampah