Seniman Indonesia pamerkan karyanya di Australia
13 November 2018 01:29 WIB
Seniman Deni Ramdani memasang lakban pada akar pohon saat penampilan kolaborasi seni ikebana dan seni kontemporer Radix di sela-sela pameran [not] ARTOfficial [?] : out of track di Lawangwangi Creative Space, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (3/11/2018). Pagelaran seni tersebut bercerita tentang akar sebagai simbol sebuah dasar-dasar, hal fundamental atau pangkal dari sesuatu. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/pras.
Jakarta (ANTARA News) - Empat seniman kontemporer berbakat Indonesia akan berpartisipasi dalam Pameran Seni Kontemporer Asia Pasifik kesembilan yang akan dibuka di Brisbane, Australia, 24 November 2018.
Karya Aditya Novali, Elia Nurvista, Handiwirman Saputra dan Zico Albaiquni akan dipamerkan bersama lebih dari 80 seniman dari 30 negara kawasan Asia Pasifik hingga 28 April 2019.
"Saya sangat senang lukisan saya dipamerkan di Brisbane. Ayah saya, Tisna Sanjaya, juga memiliki karya yang pernah ditampilkan dalam Asia Pacific Triennial ketiga pada 1999, yang menjadi sumber inspirasi bagi saya," kata artis Zico Albaiquni dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Empat peserta Indonesia akan bergabung dengan lebih dari 50 seniman kontemporer Indonesia yang paling diakui yang telah berpartisipasi sejak rangkaian APT diluncurkan pada 1993.
Acara tiga tahunan itu akan menampilkan instalasi, lukisan, patung, foto dan video dari para seniman.
Selain itu, selama enam bulan pameran, juga terdapat program sinema dan simposium akademik, tur, diskusi dan lokakarya, pengalaman kreatif untuk anak-anak, dan acara khusus untuk segala usia.
Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia, Allaster Cox mengatakan pameran itu merupakan salah satu perayaan seni yang penting di kawasan Asia Pasifik dan menarik penonton dari seluruh dunia.
Sementara itu, Australia dan Indonesia dinilainya memiliki hubungan jangka panjang di bidang seni dengan berbagai pameran, pertukaran, kolaborasi, residensi, dan hibah yang membuat para pelaku bidang kreatif kedua negara semakin dekat.
"Warga Australia dan Indonesia berbagi kecintaan yang sama terhadap seni, kreativitas, dan budaya kontemporer," ucap Allaster Cox.
Baca juga: Indonesia ajak Australia investasi infrastruktur di destinasi wisata prioritas
Baca juga: Pemerintah dan perusahaan media sosial harus berbagi tanggung jawab melawan terorisme
Baca juga: Karya 25 seniman Indonesia dipamerkan di Kuala Lumpur
Karya Aditya Novali, Elia Nurvista, Handiwirman Saputra dan Zico Albaiquni akan dipamerkan bersama lebih dari 80 seniman dari 30 negara kawasan Asia Pasifik hingga 28 April 2019.
"Saya sangat senang lukisan saya dipamerkan di Brisbane. Ayah saya, Tisna Sanjaya, juga memiliki karya yang pernah ditampilkan dalam Asia Pacific Triennial ketiga pada 1999, yang menjadi sumber inspirasi bagi saya," kata artis Zico Albaiquni dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Empat peserta Indonesia akan bergabung dengan lebih dari 50 seniman kontemporer Indonesia yang paling diakui yang telah berpartisipasi sejak rangkaian APT diluncurkan pada 1993.
Acara tiga tahunan itu akan menampilkan instalasi, lukisan, patung, foto dan video dari para seniman.
Selain itu, selama enam bulan pameran, juga terdapat program sinema dan simposium akademik, tur, diskusi dan lokakarya, pengalaman kreatif untuk anak-anak, dan acara khusus untuk segala usia.
Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia, Allaster Cox mengatakan pameran itu merupakan salah satu perayaan seni yang penting di kawasan Asia Pasifik dan menarik penonton dari seluruh dunia.
Sementara itu, Australia dan Indonesia dinilainya memiliki hubungan jangka panjang di bidang seni dengan berbagai pameran, pertukaran, kolaborasi, residensi, dan hibah yang membuat para pelaku bidang kreatif kedua negara semakin dekat.
"Warga Australia dan Indonesia berbagi kecintaan yang sama terhadap seni, kreativitas, dan budaya kontemporer," ucap Allaster Cox.
Baca juga: Indonesia ajak Australia investasi infrastruktur di destinasi wisata prioritas
Baca juga: Pemerintah dan perusahaan media sosial harus berbagi tanggung jawab melawan terorisme
Baca juga: Karya 25 seniman Indonesia dipamerkan di Kuala Lumpur
Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: M. Arifin Siga
Copyright © ANTARA 2018
Tags: