Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah memutuskan untuk menyerap seluruh pemesanan obligasi ritel ORI003 yang dianggap memenuhi syarat senilai Rp9,367 triliun untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan APBN yang meningkat. "Pembeli ORI003 mencapai 22.837 investor dari 31 provinsi, naik 73,56 persen dibanding ORI002 dengan 13.158 investor dari 31 provinsi," kata Menkeu Sri Mulyani di Jakarta, Senin. Dia mengatakan, kupon ORI003 adalah 9,4 persen dan tanggal penyelesaian pada 12 September 2007 sehingga obligasi itu jatuh tempo pada 12 September 2011. "Tanggal 13 September 2007, ORI003 akan dicatatkan pada Bursa Efek Surabaya untuk diperdagangkan tanpa warkat (scriptless) di pasar sekunder," katanya. Menurut Menkeu, minat beli masyarakat terhadap ORI003 tinggi yang terlihat dari adanya permintaan kenaikan kuota total dari sembilan agen penjual hingga Rp2,2 triliun selama masa penawaran, serta pemesanan yang lebih tinggi 8,61 persen dari indikasi awal Rp8,63 triliun. "Potensi pasar ritel sangat besar dan dalam waktu satu tahun (ORI001 pada 2006 serta ORI002 dan ORI003 pada 2007) jumlah total ORI Rp18,8 triliun dengan jumlah pembeli di pasar perdana 53,398 investor," kata Menkeu. Ditambahkan Menkeu, berdasarkan wilayah waktu, pemesanan di Indonesia Barat mencapai Rp8,762 triliun dengan jumlah investor 21.110, di Indonesia Tengah Rp520,46 miliar dengan 1.562 investor, dan di Indonesia Timur Rp84,25 miliar dengan 165 investor. "Dibandingkan dengan ORI002, pemesanan ORI003 di wilayah Barat mengalami kenaikan 45,42 persen dengan kenaikan investor 68,87 persen, di Indonesia Tengah naik 192,08 persen dengan kenaikan investor 163,85 persen, dan di Indonesia Timur naik 190,47 persen dengan jumlah investor naik 153,85 persen. Dijelaskannya, berdasarkan profil investor, pemesan terbesar berasal dari kelompok wiraswasta 24,38 persen dengan nilai investasi Rp2,839 triliun, yang diikuti oleh kelompok karyawan swasta 23,76 persen (Rp2,658 triliun), kelompok ibu rumah tangga 21,95 persen (Rp1,665 triliun), kelompok PNS 8,93 persen (Rp569 miliar), kelompok TNI Polri 0,54 persen (Rp40 miliar), dan kelompok lain-lain 20,44 persen (Rp1,598 triliun). Menurut Menkeu, seluruh kelompok investor mengalami kenaikan, yaitu kelompok wiraswasta naik 67,33 persen, kelompok ibu rumah tangga 82,49 persen, kelompok karyawan swasta 55,16 persen, kelompok PNS 63,25 persen, kelompok TNI Polri 73,24 persen, dan kelompok lain-lain 105,96 persen. "Setiap agen penjual rata-rata menjangkau 1.427 investor dan 22 propinsi pada penjualan ORI003, naik dibandingkan kinerja penjualan ORI002 dengan rata-rata 822 investor dan 18 propinsi," katanya. Sedangkan agen penjual terbaik, menurut kriteria jumlah sebaran propinsi, jumlah investor, volume pemesanan, volume penjualan, dan pencapaian target masing-masing, adalah Bank Mandiri, BCA, BNI, dan Trimegah Securities. Dan agen penjual terbaik pada 2007 berdasarkan penerbitan ORI002 (Maret 2007) dan ORI003 (September 2007) adalah Bank Mandiri Agen Penjual ORI, yaitu Citibank, Bank Bukopin, BCA, Bank Danamon, BII, Bank Mandiri, Bank Mega, Bank NISP, Bank Panin, Bank Permata, BNI, BRI, Lippobank, Danareksa Sekuritas, Trimegah Securities, dan Valbury Asia Securities.(*)