Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menyiapkan 450 unit pompa air untuk antisipasi terjadinya banjir di titik-titik rawan, karena sifatnya genangan atau kawasan yang lebih rendah.

"Ada lebih dari 450 pompa dan dari laporan yang sudah diterima semua dalam kondisi siap untuk bekerja secara baik," kata Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, di Balai Kota DKI Jakarta, Senin.

Musim hujan sudah mulai tiba, karena itu antisipasi dilakukan dengan beberapa instruksi.

Pertama adalah mempercepat pembangunan drainase kemudian, pengerukan juga dan saluran saluran air. Kedua adalah mensiagakan pompa-pompa air pada titik-titik yang rawan banjir karena sifatnya genangan atau lebih rendah.

Kemudian rekayasa arus lalu-lintas di tempat-tempat yang rawan banjir, yang selama ini tidak dilakukan. "Kita ini ada titik-titik yang sudah sering kena banjir, tapi tidak ada antisipasi rekayasa arus lalu-lintas. Akibatnya dampak dirasakan masyarakat banyak," kata dia.

Antisipasi yang ketiga, menggiatkan sosialisasi di tempat-tempat pemukiman-pemukiman yang berpotensi terdampak banjir.

Dia jelaskan, dalam rangka meningkatkan kesigapan warga terhadap banjir. Pemprov DKI akan melakukan simulasi tanggap banjir mulai dari simulasi rekayasa lalu lintas sampai simulasi evakuasi dini bagi warga yang tinggal di tempat-tempat yang rawan banjir.
Dokumentasi petugas Dinas Kebersihan DKI Jakarta membersihkan sampah yang menumpuk di pintu air Manggarai, Jakarta, Senin (12/11/2018). Pembersihan itu dilakukan untuk melancarkan aliran Sungai Ciliwung dan mencegah banjir. (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)


"Kemudian, kami kemarin bicarakan khusus tentang memastikan kesiapan logistik khususnya masalah air bersih dan sanitasi di tempat-tempat yang punya potensi banjir," kata dia.

Antisipasi keempat, memastikan mekanisme penyaluran bantuan di berbagai tempat itu berlangsung cepat dan tepat sasaran.