Jakarta (ANTARA News) - Pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi ini melemah sebesar 12 poin menjadi Rp14.680 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.668 per dolar AS.
Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada di Jakarta, mengatakan sentimen dari Amerika Serikat mengenai normalisasi kebijakan suku bunga The Fed kembali membayangi pergerakan rupiah.
"The Fed masih mempertimbangkan kenaikan suku bunga ke depannya, sehingga membuat pergerakan dolar AS kembali meningkat," katanya.
Kendati demikian, menurut dia, pelemahan rupiah masih relatif terbatas di tengah sentimen dari dalam negeri masih cukup kondusif.
"Angka pertumbuhan ekonomi Indonesia dianggap baik dan solid. PDB kuartal III 2018 sebesar 5,17 persen, di atas ekspektasi 5,14 persen," paparnya.
Sementara itu, Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan, mata uang kuat di kawasan Asia seperti yen Jepang dan dolar Singapura yang bergerak melemah terhadap dolar AS pada pagi ini berdampak negatif bagi rupiah.
"Kemungkinan rupiah terbawa melemah mata uang itu," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, defisit transaksi berjalan kuartal ketiga 2018 yang meningkat turut menjadi salah satu faktor negatif bagi pergerakan rupiah.
Rupiah melemah dibayangi normalisasi kebijakan The Fed
12 November 2018 09:59 WIB
Petugas jasa penukaran valuta asing memeriksa lembaran mata uang rupiah dan dollar AS di Jakarta, beberapa waktu lalu. (ANTARA /Puspa Perwitasari)
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2018
Tags: