Sydney (ANTARA News) - Pasar saham Australia dibuka lebih rendah pada perdagangan Senin pagi dengan penurunan harga minyak dan tekanan terhadap saham-saham AS membantu menandai awal negatif untuk kalender yang sibuk bagi investor.
Pada pukul 10.15 waktu setempat, indeks acuan S&P/ASX 200 turun 32,9 poin atau 0,56 persen menjadi diperdagangkan di 5.888,9 poin, dan indeks All Ordinaries yang lebih luas merosot 33,8 poin atau 0,56 persen pada 5.977,2.
"Pasar Asia-Pasifik melihat awal yang negatif untuk pekan perdagangan ini. Dolar AS yang bangkit kembali, jatuhnya harga minyak, dan logam dasar serta tekanan pada saham Eropa dan AS pada Jumat (9/11) lalu, kemungkinan akan menjadi sentimen lokal yang ganas," kepala analis pasar CMC Markets and Stockbroking Michael McCarthy mengatakan dalam catatan pagi kepada investor.
Namun, kalender yang sibuk ke depan untuk para investor itu mencakup pertumbuhan upah kuartal ketiga Australia, data produk domestik bruto dan angka penjualan perdagangan ritel dari berbagai negara, "akan membuat investor dan analis sibuk, dan bisa melihat sejumlah perubahan arah", katanya.
"Investor juga menghadapi perdagangan yang hati-hati menjelang data produksi industri dari China dan Jepang pada Rabu (14/11)," tambah McCarthy seperti dikutip Xinhua.
Bank-bank besar Australia dibuka melemah, dengan ANZ jatuh 3,35 persen, Commonwealth Bank tergelincir 0,2 persen, National Australia Bank turun 0,76 persen dan Westpac merosot 0,25 persen.
Raksasa pertambangan BHP turun 1,41 persen dan Woodside Petroleum naik tipis 0,06 persen.
Wesfarmers merosot 0,32 persen dan jaringan supermarket saingannya Woolworths turun tipis 0,1 persen.
Raksasa telekomunikasi Telstra menambahkan 0,16 persen, maskapai penerbangan nasional Qantas turun 0,17 persen dan kelompok bioteknologi CSL turun 0,3 persen.
Baca juga: Wall Street merosot di tengah keputusan Federal Reserve
Bursa Australia dibuka melemah, indeks ASX 200 turun 32,9 poin
12 November 2018 09:49 WIB
Ilustrasi: Investor memperhatikan pergerakan saham indeks ASX-200 (Reuters)
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018
Tags: