Sydney (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan tidak ingin bersikap reaktif menanggapi kritikan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, terhadap dirinya. "Lebih bagus memang saya tidak harus menanggapi, apalagi reaktif," kata Presiden Yudhoyono menjawab pertanyaan wartawan dalam jumpa pers dengan wartawan Indonesia di Hotel Four Season, Sydney, Australia, Senin. Sebelumnya, Megawati yang juga mantan presiden kelima RI itu mengkritik Presiden Yudhoyono yang dinilainya di-"stir" oleh kepentingan asing dan selalu memberikan janji "setinggi langit" tetapi hasilnya hanya "setinggi bukit". Di tengah kesibukannya mengikuti KTT APEC 2007 di Sydney, Presiden Yudhoyono mengaku telah diberi tahu dari Tanah Air mengenai berita tersebut. Yudhoyono mengatakan dirinya tidak merasa perlu untuk mengurus persoalan kritikan-kritikan seperti itu, sebab masalah lain lebih penting untuk dikerjakan. "Sekali lagi saya tidak mengada-ada. Jadi biarlah saya tetap berkonsentrasi untuk menjalankan semua pekerjaan ini dengan sebaik-baiknya. Ini pertimbangan saya atas apa yang disampaikan beliau (Megawati)," katanya. Selain itu, lanjut Presiden, dirinya dan Wapres Jusuf Kalla pernah berada di pemerintahan dalam kabinet yang dipimpin Megawati. Saat itu, Yudhoyono menjadi Menko Polkam dan Jusuf Kalla adalah Menko Kesra. "Lantas kalau saya tanggapi balik, nanti ditanggapi lagi. Nanti dikira sudah pemilu, malah `nggak bagus buat rakyat nanti. Jadi sudahlah, kita hormati saja demokrasi ini, dengan etika dan tatanannya. Selebihnya berikanlah kesempatan kepada saya untuk menyelesaikan tugas-tugas," katanya. Nampak hadir dalam konferensi pers tersebut, Menlu Hassan Wirajuda, Mensesneg Hatta Radjasa, Mendag Mari E Pangestu, Menpora Adyaksa Dault, Menneg LH Rachmat Witoelar, anggota Wantimpres Emil Salim, serta Dubes RI untuk Australia Hamzah Thayeb. (*)