Bandung (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo mengajak masyarakat Indonesia untuk tidak menggunakan lagi ujaran kebencian dan berhijrah ke ujaran kebenaran.
"Hijrah dari ujaran-ujaran kebencian kepada ujaran kebenaran. Hijrah dari pesimisme ke optimisme. Hijrah ke hal-hal yang konsumtif ke hal-hal yang produktif. Karena inilah yang diperlukan bangsa kita, Indonesia," kata dia, dalam sambutannya saat penganugerahan Pini Sepuh dari Paguyuban Pasundan, di Bandung, Jawa Barat, Minggu.
Menurut Jokowi yang juga calon presiden untuk masa jabatan berikut, masyarakat harus menghindari penyebaran isu fitnah dan ujaran kebencian di media sosial.
Ia juga mengingatkan masyarakat jangan sampai terpecah belah karena isu fitnah yang disebarkan saat pemilihan presiden.
Ia juga menyampaikan masih ada masyarakat yang percaya bahwa dia terkait PKI. "Jangan sampai isu-isu yang sudah lama masih ada gara-gara misalnya, ini Pilihan Presiden, yang sering ada di media sosial diramaikan Presiden Jokowi itu PKI. Masih (ada) sampai sekarang," ujar dia.
Menurut dia, survei terakhir yang dilakukan mencatat masih sekitar 6 persen masyarakat Indonesia yang percaya fitnah bahwa presiden (Jokowi) terkait PKI.
"Bisa tanya ke mesjid dekat rumah saya, ada LDII di Solo, ada NU di Solo, Muhammadiyah ada di Solo, Persis ada di Solo, Al Irsyad ada di Solo, FPI ada di Solo. Ya tanya mesjid di rumah kita. Keluarga saya muslim, bapak ibu saya muslim, kakek nenek saya muslim," kata dia.
Jokowi ajak masyarakat hijrah dari ujaran kebencian
11 November 2018 12:02 WIB
Presiden Jokowi saat menerima anugerah gelar kehormatan Pini Sepuh dari Paguyuban Pasundan, di Bandung, Minggu. (ANTARA News/Bayu Prasetyo)
Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018
Tags: