Zulkifli ajak masyarakat teladani para pahlawan
10 November 2018 20:08 WIB
Jakarta, 10/11 (ANTARA News) - Ketua MPR Zulkifli Hasan mengajak seluruh lapisan masyarakat agar melanjutkan dan meneladani perjuangan para pahlawan yang telah berjuang tanpa pamrih demi kemerdekaan bangsa Indonesia. foto humas MPR
Jakarta, 10/11 (ANTARA News) - Ketua MPR Zulkifli Hasan mengajak seluruh lapisan masyarakat agar melanjutkan dan meneladani perjuangan para pahlawan yang telah berjuang tanpa pamrih demi kemerdekaan bangsa Indonesia.
"Mari kita lanjutkan perjuangan mereka," kata Ketua MPR Zulkifli Hasan dalam siaran pers di Jakarta, Sabtu.
Pernyataaan Zulkifli tersebut disampaikan saat melepas karangan bunga ke laut sebagai salah satu prosesi Peringatan Hari Pahlawan yang diselenggarakan di KRI Banda Aceh yang berlayar di Pulau Damar Besar, gugusan Pulau Seribu, Jakarta,
Dalam peringatan Hari Pahlawan itu, Zulkifli Hasan menjadi inspektur upacara, berbagai kesatuan TNI, polisi, ormas pemuda, pramuka, pelajar SMA, tokoh masyarakat, dan keluarga para pahlawan nampak dengan khimad mengikuti upacara yang dimulai pukul 08.00 WIB itu.
Zulkifli Hasan mengatakan dirinya bersyukur hari ini kita bisa memperingati Hari Pahlawan dengan lancar.
Lebih lanjut Zulkifli menjelaskan dahulu para pahlawan saat berjuang tidak menanyakan apa agama, suku, dan asal usul.
"Semua bersatu untuk Indonesia merdeka", tuturnya.
Menurutnya perjalanan bangsa ini sudah panjang, Indonesia sudah 72 tahun merdeka, dan 20 tahun reformasi. Diakui sudah banyak kemajuan yang dialami bangsa ini. Seperti adanya otonomi daerah.
"Sebagai hamba Allah kita wajib mensyukuri hal yang demikian", ujar pria asal Lampung itu.
Meski demikian diakui juga masih banyak catatan yang selanjutnya perlu diperbaiki. Untuk itu mantan Menteri Kehutanan ini mengajak semua untuk merenungi perjuangan para pahlawan yang penuh keikhlasan.
Dirinya menceritakan pernah berziarah ke makam Gubernur pertama Jawa Timur, Suryo. Sebagai kepala daerah, Suryo lebih memilih merdeka atau mati ketika menghadapi pasukan Sekutu yang mendarat di Surabaya dan hendak menjajah kembali. Dari Suryo inilah diharapkan kita belajar keberanian untuk mempertahankan kemerdekaan.
Pun demikian Zulkifli Hasan menceritakan sosok Agus Salim. Agus Salim diakui sebagai peletak diplomasi Indonesia. Kutipan yang patut ditiru dari Agus Salim adalah "memimpin adalah jalan menderita dan mengabdi".
"Dari semua itu maka para pahlawan perlu dikenang", paparnya.
Sebagai Ketua MPR dirinya mengucapkan selamat kepada enam tokoh dan keluarganya yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai pahlawan di tahun ini.
"Selamat kepada Keluarga A.R Baswedan, Kasman Singodimedjo, dan keluarga lainnya, di mana orang dicintai telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional", tuturnya.
Pada acara ramah tamah, dirinya mengingatkan di tahun politik kita boleh beda pilihan dalam Pemilu, boleh beda pula partai politik, namun semua ditegaskan harus sama dalam merah putih. Untuk itu Zulkifli Hasan mengajak pada semua untuk menjadi pelopor persatuan.
"Kalau pikiran kita jangka pendek, nanti ada yang terluka", ucapnya.
Baginya,demokrasi sudah menjadi pilihan bangsa. Pemilu disebut sangat biasa dan terjadi lima tahun sekali.
"Kita merdeka untuk bersatu dan berdaulat. Sekarang untuk bersatu adalah lewat jalan demokrasi dan Pemilu", tambahnya.
Peringatan Hari Pahlawan yang rutin diselenggarakan di atas kapal perang kali ini ditandai juga dengan penyerahan tali asih kepada keluarga dan pewaris sejarah korban Pertempuran Aru. ***
"Mari kita lanjutkan perjuangan mereka," kata Ketua MPR Zulkifli Hasan dalam siaran pers di Jakarta, Sabtu.
Pernyataaan Zulkifli tersebut disampaikan saat melepas karangan bunga ke laut sebagai salah satu prosesi Peringatan Hari Pahlawan yang diselenggarakan di KRI Banda Aceh yang berlayar di Pulau Damar Besar, gugusan Pulau Seribu, Jakarta,
Dalam peringatan Hari Pahlawan itu, Zulkifli Hasan menjadi inspektur upacara, berbagai kesatuan TNI, polisi, ormas pemuda, pramuka, pelajar SMA, tokoh masyarakat, dan keluarga para pahlawan nampak dengan khimad mengikuti upacara yang dimulai pukul 08.00 WIB itu.
Zulkifli Hasan mengatakan dirinya bersyukur hari ini kita bisa memperingati Hari Pahlawan dengan lancar.
Lebih lanjut Zulkifli menjelaskan dahulu para pahlawan saat berjuang tidak menanyakan apa agama, suku, dan asal usul.
"Semua bersatu untuk Indonesia merdeka", tuturnya.
Menurutnya perjalanan bangsa ini sudah panjang, Indonesia sudah 72 tahun merdeka, dan 20 tahun reformasi. Diakui sudah banyak kemajuan yang dialami bangsa ini. Seperti adanya otonomi daerah.
"Sebagai hamba Allah kita wajib mensyukuri hal yang demikian", ujar pria asal Lampung itu.
Meski demikian diakui juga masih banyak catatan yang selanjutnya perlu diperbaiki. Untuk itu mantan Menteri Kehutanan ini mengajak semua untuk merenungi perjuangan para pahlawan yang penuh keikhlasan.
Dirinya menceritakan pernah berziarah ke makam Gubernur pertama Jawa Timur, Suryo. Sebagai kepala daerah, Suryo lebih memilih merdeka atau mati ketika menghadapi pasukan Sekutu yang mendarat di Surabaya dan hendak menjajah kembali. Dari Suryo inilah diharapkan kita belajar keberanian untuk mempertahankan kemerdekaan.
Pun demikian Zulkifli Hasan menceritakan sosok Agus Salim. Agus Salim diakui sebagai peletak diplomasi Indonesia. Kutipan yang patut ditiru dari Agus Salim adalah "memimpin adalah jalan menderita dan mengabdi".
"Dari semua itu maka para pahlawan perlu dikenang", paparnya.
Sebagai Ketua MPR dirinya mengucapkan selamat kepada enam tokoh dan keluarganya yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai pahlawan di tahun ini.
"Selamat kepada Keluarga A.R Baswedan, Kasman Singodimedjo, dan keluarga lainnya, di mana orang dicintai telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional", tuturnya.
Pada acara ramah tamah, dirinya mengingatkan di tahun politik kita boleh beda pilihan dalam Pemilu, boleh beda pula partai politik, namun semua ditegaskan harus sama dalam merah putih. Untuk itu Zulkifli Hasan mengajak pada semua untuk menjadi pelopor persatuan.
"Kalau pikiran kita jangka pendek, nanti ada yang terluka", ucapnya.
Baginya,demokrasi sudah menjadi pilihan bangsa. Pemilu disebut sangat biasa dan terjadi lima tahun sekali.
"Kita merdeka untuk bersatu dan berdaulat. Sekarang untuk bersatu adalah lewat jalan demokrasi dan Pemilu", tambahnya.
Peringatan Hari Pahlawan yang rutin diselenggarakan di atas kapal perang kali ini ditandai juga dengan penyerahan tali asih kepada keluarga dan pewaris sejarah korban Pertempuran Aru. ***
Pewarta: Jaka Sugiyanta
Editor: Jaka Sugiyanta
Copyright © ANTARA 2018
Tags: