Jakarta (ANTARA News) - Permintaan pengatur suhu dalam ruang (AC) dengan teknologi inverter terus meningkat seiring dengan semakin murahnya harga barang elektronik dengan teknologi yang mampu menghemat listrik hingga 70 persen itu dan diperkirakan tumbuh menembus 20 persen tahun ini.

"Tahun lalu pasar AC inverter di Indonesia baru mencapai sekitar 97 ribu unit, tapi tahun ini diperkirakan tembus 120 ribu unit. Jadi tumbuh sekitar 20 persen," kata Head of Product Marketing RAC PT LG Electronics Indonesia (LGEIN) Dimas Anugra Raditya, di Jakarta, Sabtu.

Ia mengatakan pertumbuhan tersebut seiring dengan makin pahamnya masyarakat terutama di kelas menengah ke atas mengenai teknologi inverter yang mampu menghemat listrik hingga 70 persen, dengan kecepatan pendinginan yang naik hingga 40 persen dibandingkan AC standar.

Selain itu, harga barang elektronik teknologi inverter yang semakin terjangkau, membuat produk tersebut lebih mudah diterima pasar. LGEIN yang telah memiliki produksi beragam produk elektronik di Indonesia menjadi salah satu yang mendulang pertumbuhan penjualan AC inverter.

Baca juga: Diklaim lebih hemat, apa itu AC inverter?

"Saat ini LG telah menguasai sekitar 63 persen pasar AC inverter di Indonesia," ujar Dimas.

Untuk memperluas pasar, LGEIN melakukan edukasi ke masyarakat terutama kaum ibu mengenai keunggulan AC inverter sebagai teknologi yang telah terbukti mampu menghemat listrik.

Bahkan perusahaan elektronik asal Korea Selatan itu juga menyematkan fitur tambahan "watt control" yang mampu mengendalikan konsumsi listrik dalam pemakaian AC mulai dari 100 persen, 80 persen, 60 persen, sampai 40 persen, sesuai kebutuhan konsumen.

“Kini bukan lagi soal menjadi pemimpin pasar. Langkah selanjutnya mengubah gaya hidup konsumen agar hemat energi seperti program pemerintah," ujar Air Conditioning Business Leader (LGEIN) Changmin Han.

Oleh karena itu, dalam beberapa pekan terakhir LG bekerja sama dengan komunitas perempuan melakukan serangkaian kegiatan temu wicara terkait beragam hal yang menjadi perhatian kaum ibu, termasuk gaya hidup hemat energi agar bisa mengatur keuangan dengan efisien.

Baca juga: Tiga alat ini konsumsi energi paling tinggi