Industri pertahanan tawarkan teknologi navigasi
9 November 2018 20:42 WIB
Vice President After Market Sales Defense Asia Pacific Honeywell, Tim Van Luven (kanan) bersama Presiden Direktur PT Honeywell Indonesia, Roy Kosasih (kiri) tengah memberikan penjelasan kepada wartawan terkait teknologi terkini dibidang kedirgantaraan yang dimiliki perusahaan (Antara Foto/ Ganet)
Jakarta (ANTARA News) - Perusahaan bidang industri suku cadang dan peralatan sistem pertahanan, PT Honeywell Indonesia, menghadirkan teknologi terkini navigasi pesawat yang tengah menjalankan misi kemanusiaan di daerah bencana.
"Belajar pengalaman dari gempa di Palu yang sempat membuat pesawat pembawa bantuan mengalami kesulitan akibat tower ATC roboh, maka kami menawarkan teknologi navigasi terkini berbasis satelit," kata Presiden Direktur PT Honeywell Indonesia, Roy Kosasih di Jakarta, Jumat.
Ditemui dalam penyelenggaraan pameran pertahanan "IndoDefence 2018 Expo&Forum" tanggal 7 sampai dengan 10 November 2018 Roy mengatakan, teknologi ini dapat diaplikasikan ke semua jenis pesawat bukan saja diperuntukan bagi pesawat tempur.
Roy mengatakan, dibidang penerbangan perusahaan tidak diragukan lagi, sebagai mitra kerja PT Dirgantara Indonesia perusahaan sudah memasok suku cadang dan perlengkapan mesin pesawat, frekuensi tinggi radio, avionik, ?propeler serta peralatan mekanik untuk kebutuhan CN 235, CASA 212, dan N 219.
Vice President After Market Sales Defense Asia Pacific Honeywell, Tim Van Luven mengatakan perusahaan sudah beroperasi di Asia selama 50 tahun dibidang suku cadang dan perlengkapan kedirgantantaraan baik untuk kebutuhan sipil maupun pertahanan.
"Bagi Indonesia selama ini kami berkontribusi untuk suku cadang dan perlengkapan pesawat tempur seperti jenis F16 dan Hawk," jelas Tim.
Sedangkan untuk kebutuhan sipil, perusahaan juga sudah menjalin kontrak kerja dengan PT Garuda Maintenance Facility (GMF) untuk pesawat Boeing.
"Kami juga berkerja sama dengan semua angkatan di TNI dan Kepolisian terutama yang memiliki pesawat," ujarnya.
Terkait dengan teknologi navigasi pesawat yang ditawarkan, Roy mengatakan, pilot dapat dengan mudah mengetahui posisi pesawat dan kondisi geografis di darat termasuk kalau ada halangan dihadapannya sehingga memudahkan untuk mendaratkan pesawat dalam kondisi apapun.
Tim juga mengatakan untuk pasar Asia Tenggara Indonesia merupakan pasar utama dari perusahaan, sedangkan untuk Asia pasar terbesar masih ditempati Jepang.
Sedangkan dibidang sosial, perusahaan telah menjalin kerja sama dengan ITB untuk membangunkan fasilitas penyulingan minyak bumi skala laboratorium di tahun 2016, sedangkan di awal 2018 perusahaan menjalin kerja sama dengan Universitas Indonesia untuk sistem listrik.
Kemudian ke depannya masih dengan kedua perguruan tinggi perusahaan juga tengah mengembangkan kecerdasan buatan dalam rangka menjalankan program Industri 4.0 sesuai keinginan Presiden RI Joko Widodo.
Baca juga: Honeywell suplai ratusan unit APU untuk Lion Group
"Belajar pengalaman dari gempa di Palu yang sempat membuat pesawat pembawa bantuan mengalami kesulitan akibat tower ATC roboh, maka kami menawarkan teknologi navigasi terkini berbasis satelit," kata Presiden Direktur PT Honeywell Indonesia, Roy Kosasih di Jakarta, Jumat.
Ditemui dalam penyelenggaraan pameran pertahanan "IndoDefence 2018 Expo&Forum" tanggal 7 sampai dengan 10 November 2018 Roy mengatakan, teknologi ini dapat diaplikasikan ke semua jenis pesawat bukan saja diperuntukan bagi pesawat tempur.
Roy mengatakan, dibidang penerbangan perusahaan tidak diragukan lagi, sebagai mitra kerja PT Dirgantara Indonesia perusahaan sudah memasok suku cadang dan perlengkapan mesin pesawat, frekuensi tinggi radio, avionik, ?propeler serta peralatan mekanik untuk kebutuhan CN 235, CASA 212, dan N 219.
Vice President After Market Sales Defense Asia Pacific Honeywell, Tim Van Luven mengatakan perusahaan sudah beroperasi di Asia selama 50 tahun dibidang suku cadang dan perlengkapan kedirgantantaraan baik untuk kebutuhan sipil maupun pertahanan.
"Bagi Indonesia selama ini kami berkontribusi untuk suku cadang dan perlengkapan pesawat tempur seperti jenis F16 dan Hawk," jelas Tim.
Sedangkan untuk kebutuhan sipil, perusahaan juga sudah menjalin kontrak kerja dengan PT Garuda Maintenance Facility (GMF) untuk pesawat Boeing.
"Kami juga berkerja sama dengan semua angkatan di TNI dan Kepolisian terutama yang memiliki pesawat," ujarnya.
Terkait dengan teknologi navigasi pesawat yang ditawarkan, Roy mengatakan, pilot dapat dengan mudah mengetahui posisi pesawat dan kondisi geografis di darat termasuk kalau ada halangan dihadapannya sehingga memudahkan untuk mendaratkan pesawat dalam kondisi apapun.
Tim juga mengatakan untuk pasar Asia Tenggara Indonesia merupakan pasar utama dari perusahaan, sedangkan untuk Asia pasar terbesar masih ditempati Jepang.
Sedangkan dibidang sosial, perusahaan telah menjalin kerja sama dengan ITB untuk membangunkan fasilitas penyulingan minyak bumi skala laboratorium di tahun 2016, sedangkan di awal 2018 perusahaan menjalin kerja sama dengan Universitas Indonesia untuk sistem listrik.
Kemudian ke depannya masih dengan kedua perguruan tinggi perusahaan juga tengah mengembangkan kecerdasan buatan dalam rangka menjalankan program Industri 4.0 sesuai keinginan Presiden RI Joko Widodo.
Baca juga: Honeywell suplai ratusan unit APU untuk Lion Group
Pewarta: Ganet Dirgantara
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2018
Tags: