Tunangan kaget dengar laporan terbaru soal kematian Khashoggi
9 November 2018 14:51 WIB
Jurnalis melakukan aksi solidaritas bagi wartawan Arab Saudi Jamal Khashoggi di depan Kedutaan Besar Arab Saudi, Jakarta, Jumat (19/10/2018). Aksi tersebut sebagai bentuk keprihatinan atas hilangnya Jamal Khashoggi yang diduga tewas saat berada di konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki pada 2 Oktober lalu. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/hp.
Ankara, Turki (ANTARA News) - Hatice Cengiz, tunangan mendiang wartawan Arab Saudi Jamal Khashoggi, pada Kamis (8/11) menyampaikan keterkejutan dan kesedihan saat mendengar laporan terkini mengenai pembunuhan calon suaminya itu.
"Saya tak bisa menyampaikan kesedihan saya saat mengetahui mengenai penghancuran tubuhmu Jamal! Mereka membunuhmu dan memotong tubuhmu, merampas dari saya dan keluargamu untuk melaksanakan doa pemakamanmu dan memakamkan kamu di Madinah seperti keinginan (kamu)," kata Cengiz di satu postingan di akun Twitternya.
"Para pembunuh ini dan mereka yang berada di belakangnya... apakah mereka ini manusia? Ya Tuhan!" tulis Cengiz, sebagaimana dikutip kantor berita Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat.
Khashoggi, warga negara Arab Saudi dan kolumnis The Washington Post, dibunuh pada 2 Oktober, setelah ia memasuki Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki.
Segera setelah ia berada di dalam gedung Konsulat, ia dicekik dan kemudian dimutilasi, kata Kantor Jaksa Istanbul.
Setelah mengumumkan Khashoggi terbunuh, Arab Saudi belum mengungkapkan di mana jenazah Khashoggi berada.
Bahkan hampir 40 hari sejak kematian Khashoggi, tekanan atas Pemerintah Arab Saudi harus terus dilakukan agar apa yang terjadi pada Jamal Khashoggi dapat terungkap, kata seorang pegiat hak asasi manusia dan wartawan Mesir.
"Sebenarnya setelah hampir 40 hari, kelihatannya masyarakat internasional telah melupakan pembunuhan Jamal Khashoggi," kata pegiat tersebut, Osama Gaweesh, kepada kantor berita Anadolu pada Kamis (8/11).
"Sebagaimana kita saksikan, berita mengenai Jamal bergerak dari berita sela jadi berita rutin sehari-hari, dan itulah yang diinginkan Arab Saudi --mereka memerlukan waktu, dan ini adalah taruhan buruk mereka," katanya.
Namun, ia menambahkan bahwa ia percaya "kita tak pernah melupakannya dan kita harus terus menekan Arab Saudi melalui media, demonstrasi, dan menuntut jawaban untuk tiga pertanyaan: Di mana jenazahnya? Siapa yang memberi perintah? dan Siapa yang bertanggung jawab atas pembunuhan ini?"
Sementara menuntut jawaban, Katrin Pribyl --seorang wartawati Jerman-- memiliki pendapat yang berbeda, "pembunuhan itu tidak dilupakan sama sekali".
Pribyl, yang juga berbicara dengan Anadolu, mengatakan, "Dunia masih terkejut oleh tindakan brutal yang dilaporkan dan juga kurangnya keterangan yang diberikan oleh Arab Saudi."
"Pertanyaan tak boleh berhenti sampai semua orang mendapat jawaban. Kelihatannya Arab Saudi benar-benar meremehkan kemarahan seluruh dunia, yang dipicu oleh pembunuhan Khashoggi," wanita itu menambahkan.
Baca juga: Putra Khashoggi minta jasad ayahnya dikembalikan untuk dimakamkan
Baca juga: Turki tekan Saudi ungkap pemberi perintah pembunuhan Khashoggi
Editor: Chaidar Abdullah
"Saya tak bisa menyampaikan kesedihan saya saat mengetahui mengenai penghancuran tubuhmu Jamal! Mereka membunuhmu dan memotong tubuhmu, merampas dari saya dan keluargamu untuk melaksanakan doa pemakamanmu dan memakamkan kamu di Madinah seperti keinginan (kamu)," kata Cengiz di satu postingan di akun Twitternya.
"Para pembunuh ini dan mereka yang berada di belakangnya... apakah mereka ini manusia? Ya Tuhan!" tulis Cengiz, sebagaimana dikutip kantor berita Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat.
Khashoggi, warga negara Arab Saudi dan kolumnis The Washington Post, dibunuh pada 2 Oktober, setelah ia memasuki Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki.
Segera setelah ia berada di dalam gedung Konsulat, ia dicekik dan kemudian dimutilasi, kata Kantor Jaksa Istanbul.
Setelah mengumumkan Khashoggi terbunuh, Arab Saudi belum mengungkapkan di mana jenazah Khashoggi berada.
Bahkan hampir 40 hari sejak kematian Khashoggi, tekanan atas Pemerintah Arab Saudi harus terus dilakukan agar apa yang terjadi pada Jamal Khashoggi dapat terungkap, kata seorang pegiat hak asasi manusia dan wartawan Mesir.
"Sebenarnya setelah hampir 40 hari, kelihatannya masyarakat internasional telah melupakan pembunuhan Jamal Khashoggi," kata pegiat tersebut, Osama Gaweesh, kepada kantor berita Anadolu pada Kamis (8/11).
"Sebagaimana kita saksikan, berita mengenai Jamal bergerak dari berita sela jadi berita rutin sehari-hari, dan itulah yang diinginkan Arab Saudi --mereka memerlukan waktu, dan ini adalah taruhan buruk mereka," katanya.
Namun, ia menambahkan bahwa ia percaya "kita tak pernah melupakannya dan kita harus terus menekan Arab Saudi melalui media, demonstrasi, dan menuntut jawaban untuk tiga pertanyaan: Di mana jenazahnya? Siapa yang memberi perintah? dan Siapa yang bertanggung jawab atas pembunuhan ini?"
Sementara menuntut jawaban, Katrin Pribyl --seorang wartawati Jerman-- memiliki pendapat yang berbeda, "pembunuhan itu tidak dilupakan sama sekali".
Pribyl, yang juga berbicara dengan Anadolu, mengatakan, "Dunia masih terkejut oleh tindakan brutal yang dilaporkan dan juga kurangnya keterangan yang diberikan oleh Arab Saudi."
"Pertanyaan tak boleh berhenti sampai semua orang mendapat jawaban. Kelihatannya Arab Saudi benar-benar meremehkan kemarahan seluruh dunia, yang dipicu oleh pembunuhan Khashoggi," wanita itu menambahkan.
Baca juga: Putra Khashoggi minta jasad ayahnya dikembalikan untuk dimakamkan
Baca juga: Turki tekan Saudi ungkap pemberi perintah pembunuhan Khashoggi
Editor: Chaidar Abdullah
Pewarta: Antara
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2018
Tags: