Jakarta (ANTARA News) - Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengatakan kementerian masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium kesehatan terkait penyebaran virus Japanese Encephalitis (JE) di Pulau Bali.

"Masih ditelaah. Kami minta ke balai besar lab kesehatan benar apa tidak ada (kasusnya)," katanya di Gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan bahwa pemerintah sudah melakukan imunisasi di Bali untuk mencegah penyebaran virus JE. "Imunisasi JE khusus di Bali sudah kami lakukan," katanya.

Laporan yang masuk ke Kementerian Kesehatan, menurut dia, juga menunjukkan bahwa tidak ada kasus penularan virus JE di Sulawesi Utara.

"Yang Sulut, negatif," katanya.

Pemerintah Australia menyampaikan peringatan perjalanan bagi warganya yang berencana melancong ke Indonesia, terutama ke Bali, dengan mengutip kasus penyebaran virus JE sebagai alasan.

Di laman resminya, pemerintah Australia menyatakan bahwa meski risiko terinfeksi JE rendah warga Australia sebaiknya berusaha menghindari gigitan nyamuk dan mendapatkan vaksin sebelum bepergian.

Menurut informasi di laman resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), virus JE merupakan penyebab terpenting viral encephalitis di Asia. Flavavirus terkait dengue, demam kuning dan virus West Nile ini biasanya menyebar melalui nyamuk.

Virus JE menular ke manusia melalui giginya nyamuk spesies Culex yang sudah terinfeksi, utamanya Culex tritaeniorhynchus.

Kebanyakan infeksi JE umumnya ditandai dengan demam dan sakit kepala ringan atau tanpa gejala sama sekali, namun hampir satu dalam 250 infeksi menyebabkan sakit klinis parah seperti demam tinggi, leher kaku, disorientasi, koma, kejang, kelumpuhan dan bahkan kematian.

Baca juga: Kemenkes terjunkan peneliti virus JE di Tulungagung