BBKSDA pasang peringatan waspada buaya di Pekanbaru
8 November 2018 17:55 WIB
Amankan Buaya Muara Seekor buaya muara digeletakkan di dalam mobil setelah diamankan petugas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau dari rumah warga di Pekanbaru, Riau, Selasa (25/7/2017). Buaya muara yang dipelihara warga tersebut diamankan karena sempat lepas dari kandang dan berkeliaraan di sekitar permukiman warga. (ANTARA/Rony Muharrman)
Oleh FB Anggoro
Pekanbaru, (ANTARA News) - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Riau memasang papan peringatan waspada buaya di tepian Sungai Siak di Kota Pekanbaru, mengingat akhir-akhir ini binatang reptil itu sering muncul.
Sebanyak enam personel Tim Resort Pekanbaru memasang peringatan itu di dua lokasi yang dinilai rawan buaya air tawar, Kamis.
Kepala Resort Pekanbaru, Jaya Sitorus, menyatakan pemasangan papan peringatan tersebut bertujuan agar masyarakat berhati-hati dan waspada dalam melakukan aktifitas di tepian Sungai Siak, terutama di daerah Kelurahan Pesisir, Kecamatan Lima Puluh.
Sebelumnya dilaporkan bahwa satwa dilindungi tersebut beberapa kali terlihat muncul di tepian Sungai Siak. Tim BBKSDA segera turun untuk mendapatkan kebenaran informasi tersebut.
"Dan informasi yang didapatkan benar bahwa buaya telah beberapa kali terlihat muncul ke permukaan sehingga sangat meresahkan masyarakat," kata Jaya.
Kepala Balai Besar KSDA Riau, Suharyono, mengatakan pihaknya akan melakukan sosialisasi dan pemasangan rambu peringatan di daerah rawan buaya.
"Diimbau kepada seluruh masyarakat agar berhati-hati dalam melakukan aktifitas sehari-hari di tepian sungai besar dan tidak memancing kemunculan satwa tersebut dengan mencuci daging atau membuang jeroan ke sungai-sungai besar seperti Sungai Siak," kata Suharyono.
Di Riau ada empat sungai besar utama tempat buaya biasa muncul, yakni Sungai Rokan, Siak, Kampar dan Indragiri.
Umumnya buaya muara (Crocosylus porosus) dan buaya senyulong (Tomistima sp) yang mendiami sungai-sungai tersebut.
Buaya muara biasanya hidup dan berkembang lebih optimal pada muara-muara sungai dan semakin ke hulu populasinya semakin kecil. Sementara buaya jenis senyulong mendominasi bagian hulu sungai.
"Yang di Sungai Siak itu buaya senyulong. Cirinya adalah mulutnya panjang dan lebih kecil dari buaya muara. Dia sebenarnya pemakan ikan," katanya.
Sebenarnya buaya sangat jarang sekali secara sengaja menyerang manusia. Kebiasaan manusialah yang menurut dia kerap memicu serangan buaya.
Baca juga: Pekanbaru perlu rambu peringatan bahaya buaya
Baca juga: Dua bocah perempuan selamat dari terkaman buaya
Pekanbaru, (ANTARA News) - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Riau memasang papan peringatan waspada buaya di tepian Sungai Siak di Kota Pekanbaru, mengingat akhir-akhir ini binatang reptil itu sering muncul.
Sebanyak enam personel Tim Resort Pekanbaru memasang peringatan itu di dua lokasi yang dinilai rawan buaya air tawar, Kamis.
Kepala Resort Pekanbaru, Jaya Sitorus, menyatakan pemasangan papan peringatan tersebut bertujuan agar masyarakat berhati-hati dan waspada dalam melakukan aktifitas di tepian Sungai Siak, terutama di daerah Kelurahan Pesisir, Kecamatan Lima Puluh.
Sebelumnya dilaporkan bahwa satwa dilindungi tersebut beberapa kali terlihat muncul di tepian Sungai Siak. Tim BBKSDA segera turun untuk mendapatkan kebenaran informasi tersebut.
"Dan informasi yang didapatkan benar bahwa buaya telah beberapa kali terlihat muncul ke permukaan sehingga sangat meresahkan masyarakat," kata Jaya.
Kepala Balai Besar KSDA Riau, Suharyono, mengatakan pihaknya akan melakukan sosialisasi dan pemasangan rambu peringatan di daerah rawan buaya.
"Diimbau kepada seluruh masyarakat agar berhati-hati dalam melakukan aktifitas sehari-hari di tepian sungai besar dan tidak memancing kemunculan satwa tersebut dengan mencuci daging atau membuang jeroan ke sungai-sungai besar seperti Sungai Siak," kata Suharyono.
Di Riau ada empat sungai besar utama tempat buaya biasa muncul, yakni Sungai Rokan, Siak, Kampar dan Indragiri.
Umumnya buaya muara (Crocosylus porosus) dan buaya senyulong (Tomistima sp) yang mendiami sungai-sungai tersebut.
Buaya muara biasanya hidup dan berkembang lebih optimal pada muara-muara sungai dan semakin ke hulu populasinya semakin kecil. Sementara buaya jenis senyulong mendominasi bagian hulu sungai.
"Yang di Sungai Siak itu buaya senyulong. Cirinya adalah mulutnya panjang dan lebih kecil dari buaya muara. Dia sebenarnya pemakan ikan," katanya.
Sebenarnya buaya sangat jarang sekali secara sengaja menyerang manusia. Kebiasaan manusialah yang menurut dia kerap memicu serangan buaya.
Baca juga: Pekanbaru perlu rambu peringatan bahaya buaya
Baca juga: Dua bocah perempuan selamat dari terkaman buaya
Pewarta: Febrianto Budi Anggoro
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2018
Tags: