Jakarta (ANTARA News) - Berolahraga saat sakit, bagi seseorang untuk memulihkan kesehatan, stamina hingga suasana hatinya diperbolehkan, asalkan di saat tidak demam tinggi.
"Kalau masih enggak enak badan, tetapi tidak demam tinggi, bisa melakukan latihan dengan intensitas ringan dan sedang misalnya jogging," ujar dr. Grace Joselini, yang menangani timnas sepakbola wanita Indonesia di Asian Games 2018 di Jakarta, Kamis.
Untuk kasus flu, penelitian dari Ball State Univesity beberapa waktu lalu memperlihatkan bahwa aktivitas fisik intensitas sedang tidak berdampak pada keparahan flu.
"Jika gejalanya seperti sinus, gangguan pada hidung, tenggorokan, maka olahraga tidak membantu atau merugikan. Tak masalah melanjutkan berolahraga," ujar profesor sekaligus direktur Human Performance Lab Appalachian State University, David Nieman.
Namun, ia menambahkan, jika flu atau kondisi lainya menyebabkan infeksi sistemik, maka berolahraga merupakan ide buruk.
Hal senada juga diungkapkan profesor pendidikan kesehatan dari Wayne State University, Mariane Fahlman.
Dia mengatakan, saat seseorang menderita flu atau demam yang menyebabkan infeksi, sistem kekebalan tubuhnya bekerja keras melawan infeksi itu.
Baca juga: Perlukah berolahraga saat flu?
Ringan dan sedangnya intensitas olahraga yang Anda lakukan bisa terukur salah satunya melalui talk tes. Jika Anda masih mampu bernyanyi saat melakukan suatu jenis olahraga, artinya itu masuk kategori ringan.
Jika Anda sudah kesulitan bernyanyi namun masih bisa berbicara, maka artinya olahraga yang Anda lakukan sudah masuk intensitas sedang.
"Memang untuk mendapatkan hasil akurat intensitas olaharaga yang kita lakukan harus dengan mengukur nadi. Talk tes sebenarnya bisa juga dilakukan. Mau sehat sebenarnya main di intensitas ringan saja sudah cukup," kata Grace.
Pentingnya berolahraga atau setidaknya bergerak aktif, sudah menjadi rekomendasi para ahli kesehatan sejak lama, agar terhindar dari beragam penyakit khususnya yang tak menular seperti penyakit jantung dan diabetes.
Tak hanya olahraga, konsumsi makanan sehat dan tidur cukup juga menjadi modal penting agar tubuh sehat.
Kendati begitu, belum semua orang menyadari hal ini. Hasil studi Sun Life Financial Asia Health Index 2014 menemukan Indonesia menjadi salah satu negara dari delapan negara di Asia (cakupan studi) yang penduduknya masuk dalam kategori generasi O -- terlalu banyak bekerja (overworked), banyak makan makanan tak sehat (overeating) dan kelelahan (overwhelmed).
"Ada 51 persen masyarakat usia produktif tidak berolahraga teratur, 34 persen tidak cukup tidur dan 32 persen tidak makan sehat," tutur Chief Marketing Officer Sun Life Financial Indonesia, Shierly Ge dalam kesempatan yang sama.
Menurut dia ada tiga faktor penyebabnya, yakni tuntutan pekerjaan sehingga menunda atau melalaikan olahraga (44 persen), distraksi berbagai hal (36 persen) dan 32 persen karena biaya.
Baca juga: Kapan waktu terbaik untuk olahraga?
Boleh olahraga saat sakit, asalkan tak demam tinggi
8 November 2018 17:02 WIB
Ilustrasi seseorang berolahraga. (Shutterstock)
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2018
Tags: