Harga emas naik tipis setelah hasil pemilu AS sesuai prediksi
8 November 2018 07:20 WIB
Seorang petugas memperlihatkan emas batangan di Tangerang, Banten. Harga emas kembali menguat setelah pemilu sela di Amerika Serikat. (FOTO ANTARA/Ismar Patrizki)
Chicago (ANTARA News) - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange lebih tinggi pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB) karena dolar AS sedikit melemah setelah pemilihan paruh waktu AS.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember, naik 2,40 dolar AS atau 0,2 persen, menjadi ditutup pada 1.228,70 dolar AS per ounce.
Pemilu paruh waktu pada Selasa (6/11) ternyata sesuai dengan yang diharapkan, setidaknya di tingkat nasional, dan indeks dolar AS lebih lemah atas pandangan bahwa kebijakan fiskal baru yang diusulkan oleh pemerintahan Trump akan menghadapi Kongres yang terpecah.
Indeks dolar AS turun 0,23 persen menjadi 96,05 pada pukul 18.11 GMT, membuat emas yang diukur dalam dolar AS lebih menarik bagi investor yang menggunakan mata uang lainnya.
Sekarang para pengamat pasar mengalihkan perhatian mereka kepada pembuat kebijakan Federal Reserve, yang menggelar pertemuan pada Rabu (7/11) dan Kamis (8/11).
Meskipun sebagian besar investor tidak memperkirakan kenaikan suku bunga pada akhir pertemuan ini, mereka dapat mengukur kebijakan moneter untuk bulan-bulan mendatang berdasarkan pernyataan The Fed.
Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 6,9 sen AS atau 0,48 persen, menjadi ditutup pada 14,569 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari 2019 naik 7,3 dolar AS atau 0,84 persen, menjadi menetap di 878,80 dolar AS per ounce. Demikian laporan yang dikutip dari Xinhua.
Baca juga: Dolar bangkit menguat setelah pemilu sela AS
Baca juga: Harga minyak mentah dunia lanjut merosot, Brent dekati 70 dolar
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember, naik 2,40 dolar AS atau 0,2 persen, menjadi ditutup pada 1.228,70 dolar AS per ounce.
Pemilu paruh waktu pada Selasa (6/11) ternyata sesuai dengan yang diharapkan, setidaknya di tingkat nasional, dan indeks dolar AS lebih lemah atas pandangan bahwa kebijakan fiskal baru yang diusulkan oleh pemerintahan Trump akan menghadapi Kongres yang terpecah.
Indeks dolar AS turun 0,23 persen menjadi 96,05 pada pukul 18.11 GMT, membuat emas yang diukur dalam dolar AS lebih menarik bagi investor yang menggunakan mata uang lainnya.
Sekarang para pengamat pasar mengalihkan perhatian mereka kepada pembuat kebijakan Federal Reserve, yang menggelar pertemuan pada Rabu (7/11) dan Kamis (8/11).
Meskipun sebagian besar investor tidak memperkirakan kenaikan suku bunga pada akhir pertemuan ini, mereka dapat mengukur kebijakan moneter untuk bulan-bulan mendatang berdasarkan pernyataan The Fed.
Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 6,9 sen AS atau 0,48 persen, menjadi ditutup pada 14,569 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari 2019 naik 7,3 dolar AS atau 0,84 persen, menjadi menetap di 878,80 dolar AS per ounce. Demikian laporan yang dikutip dari Xinhua.
Baca juga: Dolar bangkit menguat setelah pemilu sela AS
Baca juga: Harga minyak mentah dunia lanjut merosot, Brent dekati 70 dolar
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018
Tags: