Madiun (ANTARA News) - PT Industri Kereta Api (Inka) tengah menggarap pesanan dari Bangladesh sebanyak 250 kereta senilai Rp1,3 triliun.

"Kita dapat kontrak 250 kereta nilainya Rp1,3 triliun," kata Direktur Utama Budi Noviantoro saat peninjauan ke pabrik kereta api Inka, Madiun, Rabu.

Pesanan tersebut dari Bangladesh Railway yang memesan kereta penumpang jarak jauh dengan rincian 50 kereta dengan waktu penyelesaian 20 hingga 24 bulan. Kontrak dimulai pada 20 Juni 2017 dengan nilai kontrak Rp359,5 miliar atau 27 juta dolar AS.

Dari 50 kereta itu akan dikirim 15 unit pada 10 Desember 2018, 18 unit akir Januari 2019 dan 17 unit akhir Februari 2019.

Kemudian, 200 kereta penumpang jarak jauh dengan kontrak 14 September 2017,jangka waktu penyelesaian 20 hingga 33 tahun senilai Rp975, 5 miliar atau 73,9 dolar AS.

Pengiriman tahap pertama dan delapan sebanyak 22 unit, tahap sembilan 24 unit selama April 2019 hingga Agustus 2020.
"Bangladesh ini salah satu yang terbesar, selain Filipina," katanya.

Untuk Filipina sendiri, Inka sedang mengerjakan sembilan rangkaian kereta (trainset) dari Phillipines National Airlines.
Untuk jenis kereta diesel multiple unit sebanyak dua rangkaian kereta, kontrak dimulai 22 Januari 2018 dengan penyelesaiaj 24 bulan senilai Rp126,3 miliar.

Sementara itu, untuk jenis yang sama sebanyak empat rangakaian, mulai kontrak 28 Mei 2018, jangka waktu penyelesaian Rp284,2 miliar.

Adapun untuk jenia lokomotif dan kereta penumpang sebanyak tiga rangkaian, mulai kontrak 28 Mei 2018, waktu penyelesaian 24 bulan dengan nilai Rp346,5 miliar.

Baca juga: INKA dapat suntikan dana 30 juta dolar bangun pabrik di Banyuwangi

Baca juga: Menteri Rini antarkan tiga BUMN ekspansi ke Filipina