INKA dapat suntikan dana 30 juta dolar bangun pabrik di Banyuwangi
7 November 2018 18:09 WIB
Direktur Utama PT Inka Budi Noviantoro berpose di kereta LRT di Pabrik PT Inka, Madiun, Jawa Timur, Rabu (7/11). PT Inka akan mengembangkan pabrik baru di Banyuwangi, Jawa Timur yang direncanakan beroperasi pada 2020. ANTARA FOTO/Zabur Karuru (ANTARA FOTO/ZABUR KARURU)
Madiun (ANTARA News) - PT Industri Kereta Api (Inka) mendapatkan suntikan dana senilai 30 juta dolar AS melalui kerja sama dengan perusahaan Amerika Serikat, yaitu Progress Rail.
“Kita sudah tanda tangan ‘loan of agreement’ dengan Progres Rail ketika pertemuan IMF, komitmen awal mereka akan bangun 30 juta dolar AS,” kata DIrektur Utama Inka Budi Noviantoro dalam paparannya di Kantor Pusat Inka, Madiun, Rabu.
Dia mengatakan investasi itu untuk nantinya pengerjaan lokomotif mengingat saat ini Inka tengah digenjot mengingat kebutuhan yang meningkat.
Budi mengatakan sebelum tanda tangan perjanjian itu, pihak Progres Rail yang merupakan bagian dari Caterpillar Grouo itu telah mengunjungi pabrik Inka.
“Sebelum ke Bali, mereka ke sini untuk lihat-lihat, dia bilang saya senang, bagus ini, anak-anak muda semua, desainnya bagus,” katanya.
Saat ini, lanjut dia masih persiapan aspek legal dari Progress Rail tersebut.
“Yang terpenting mereka sudah oke, ini masih proses aspek legal, enggak sembarangan,” katanya.
Nantinya, kata Budi, untuk lokomotif sendiri akan disiapkan satu blok dari total keseluruha lahan pabrik baru, yaitu 83 hektare.
Selain dari perusahaan Amerika Serika, Budi mengatakan pihaknya juga akan mengandeng PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk menanamkan modalnya di pabrik yang akan memproduksi empat unit kereta sehari itu.
“Untuk saat ini ada tiga, yaitu Inka, KAI dan Progress rail,” ujarnya.
Namun, Ia belum mengetahui besaran modal yang akan KAI tanamkan di pabrik baru.
Sementara, lanjut dia, untuk tahap 1 sendiri dibutuhkan pendanaan Rp600 miliar yang berasal dari penyertaan modal negara (PMN).
Sementara itu, total investasi untuk keseluruhan pembangunan pabrik, yaitu Rp1,6 triliun, termasuk untuk lahan dan akses.
Pabrik Inka di Banyuwangi dipersiapkan untuk kebutuhan ekspor di mana bisa menekan biaya logistik karena hanya berjarak 3,2 kilometer ke pelabuhan, bahkan dengan akses rel langsung hanya 600 meter.
Pabrik kereta dan lokomotif Inka di Banyuwangi ditargetkan mulai beroperasi untuk tahap 1 pada 2020.
Saat ini, Budi mengatakan sedang berlangsung lelang kontraktor, yaitu Wika, PP dan Adhikarya serta izin mendirikan bangunan (IMB) dari Bupati Banyuwangi.
“Akhir bulan ini kita sudah dapat pemenang lelangnya,” katanya.
Baca juga: Pembangunan pabrik baru kereta api di Banyuwangi perlu setahun
“Kita sudah tanda tangan ‘loan of agreement’ dengan Progres Rail ketika pertemuan IMF, komitmen awal mereka akan bangun 30 juta dolar AS,” kata DIrektur Utama Inka Budi Noviantoro dalam paparannya di Kantor Pusat Inka, Madiun, Rabu.
Dia mengatakan investasi itu untuk nantinya pengerjaan lokomotif mengingat saat ini Inka tengah digenjot mengingat kebutuhan yang meningkat.
Budi mengatakan sebelum tanda tangan perjanjian itu, pihak Progres Rail yang merupakan bagian dari Caterpillar Grouo itu telah mengunjungi pabrik Inka.
“Sebelum ke Bali, mereka ke sini untuk lihat-lihat, dia bilang saya senang, bagus ini, anak-anak muda semua, desainnya bagus,” katanya.
Saat ini, lanjut dia masih persiapan aspek legal dari Progress Rail tersebut.
“Yang terpenting mereka sudah oke, ini masih proses aspek legal, enggak sembarangan,” katanya.
Nantinya, kata Budi, untuk lokomotif sendiri akan disiapkan satu blok dari total keseluruha lahan pabrik baru, yaitu 83 hektare.
Selain dari perusahaan Amerika Serika, Budi mengatakan pihaknya juga akan mengandeng PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk menanamkan modalnya di pabrik yang akan memproduksi empat unit kereta sehari itu.
“Untuk saat ini ada tiga, yaitu Inka, KAI dan Progress rail,” ujarnya.
Namun, Ia belum mengetahui besaran modal yang akan KAI tanamkan di pabrik baru.
Sementara, lanjut dia, untuk tahap 1 sendiri dibutuhkan pendanaan Rp600 miliar yang berasal dari penyertaan modal negara (PMN).
Sementara itu, total investasi untuk keseluruhan pembangunan pabrik, yaitu Rp1,6 triliun, termasuk untuk lahan dan akses.
Pabrik Inka di Banyuwangi dipersiapkan untuk kebutuhan ekspor di mana bisa menekan biaya logistik karena hanya berjarak 3,2 kilometer ke pelabuhan, bahkan dengan akses rel langsung hanya 600 meter.
Pabrik kereta dan lokomotif Inka di Banyuwangi ditargetkan mulai beroperasi untuk tahap 1 pada 2020.
Saat ini, Budi mengatakan sedang berlangsung lelang kontraktor, yaitu Wika, PP dan Adhikarya serta izin mendirikan bangunan (IMB) dari Bupati Banyuwangi.
“Akhir bulan ini kita sudah dapat pemenang lelangnya,” katanya.
Baca juga: Pembangunan pabrik baru kereta api di Banyuwangi perlu setahun
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2018
Tags: