Menlu yakin Indonesia jadi modal ekonomi kreatif Asia Tenggara
7 November 2018 14:28 WIB
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat menyampaikan sambutan pada pembukaan Konferensi Ekonomi Kreatif Dunia atau World Conference Economy Creative (WCCE) di Nusa Dua, Bali, Rabu. (7/11/2018). (ANTARA News/Sella Panduarsa Gareta)
Nusa Dua, Bali, (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi optimistis Indonesia mampu menjadi modal ekonomi kreatif regional di kawasan Asia Tenggara, demikian disampaikan Menlu saat memberi sambutan pada Konferensi Ekonomi Kreatif Dunia atau World Conference Creative Economy (WCCE).
“Saya yakin bahwa tidak lama lagi Indonesia dapat menjadi modal ekonomi kreatif regional di Asia Tenggara,” kata Menlu Retno di Nusa Dua, Bali, Rabu.
Retno menyampaikan, warisan budaya Indonesia yang kaya telah memungkinkan Indonesia untuk mengembangkan industri kreatif, fashion, kuliner, seni dan kerajinan, serta hiburan.
Hal ini, lanjutnya, telah menjadi jangkar bagi perekonomian Indonesia yang memungkinkannya untuk tetap kuat dalam menghadapi krisis ekonomi.
“Kami memiliki modalitas kreatif lebih dari cukup yang berasal dari 700 etnis di seluruh nusantara,” tutur Retno.
Untuk itu, Retno menyampaikan dibutuhkan sinergi antar pihak terkait untuk mewujudkannya.
“Kami sangat memahami bahwa sinergi diperlukan, untuk lebih tepatnya, sinergi Penta-Helix diperlukan sinergi antara akademisi, bisnis, komunitas, pemerintah dan media,” ujar Retno.
Sinergi tersebut, tambahnya, untuk mengembangkan peraturan dan ekosistem lingkungan yang sehat dan memungkinkan.
“Dengan sinergi semacam ini saya yakin bahwa kita akan mampu mencapai hal yang mustahil,” pungkasnya.
“Saya yakin bahwa tidak lama lagi Indonesia dapat menjadi modal ekonomi kreatif regional di Asia Tenggara,” kata Menlu Retno di Nusa Dua, Bali, Rabu.
Retno menyampaikan, warisan budaya Indonesia yang kaya telah memungkinkan Indonesia untuk mengembangkan industri kreatif, fashion, kuliner, seni dan kerajinan, serta hiburan.
Hal ini, lanjutnya, telah menjadi jangkar bagi perekonomian Indonesia yang memungkinkannya untuk tetap kuat dalam menghadapi krisis ekonomi.
“Kami memiliki modalitas kreatif lebih dari cukup yang berasal dari 700 etnis di seluruh nusantara,” tutur Retno.
Untuk itu, Retno menyampaikan dibutuhkan sinergi antar pihak terkait untuk mewujudkannya.
“Kami sangat memahami bahwa sinergi diperlukan, untuk lebih tepatnya, sinergi Penta-Helix diperlukan sinergi antara akademisi, bisnis, komunitas, pemerintah dan media,” ujar Retno.
Sinergi tersebut, tambahnya, untuk mengembangkan peraturan dan ekosistem lingkungan yang sehat dan memungkinkan.
“Dengan sinergi semacam ini saya yakin bahwa kita akan mampu mencapai hal yang mustahil,” pungkasnya.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2018
Tags: