Jakarta (ANTARA News) - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar memperkirakan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Tolo di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, bakal lebih cepat selesai dari target.

Siaran pers Kementerian ESDM yang diterima Antara di Jakarta, Selasa, menyebutkan PLTB Tolo ditargetkan beroperasi komersial (commercial operation date/COD) pada akhir 2018 atau lebih cepat dari target pada 2019.

PLTB Tolo di Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto, saat ini pembangunannya telah mencapai 97 persen.

Dari 20 turbin angin (wind turbine generator/WTG) yang direncanakan, sebanyak 17 WTG telah terpasang. Gedung pengawasan (control building) dan gedung perawatan (service building) juga telah selesai konstruksi.

"Visi kita ke depan adalah energi terbarukan. Tidak boleh terus bergantung ke energi fosil. Pembangunan PLTB ini akan memperkuat pasokan listrik nasional. Cadangan atau reserve margin listrik kita diupayakan lebih dari 30 persen," ungkap Arcandra di saat meninjau PLTB Tolo.

Pemerintah terus berupaya mempercepat pengembangan EBT dan mendorong industri tersebut makin kompetitif.

"Komitmen kita bauran EBT 23 persen tahun 2025. PLTB (Tolo) ini adalah salah satunya. Kita juga kembangkan jenis pembangkit yang lain, seperti panas bumi, hidro, surya, biomassa, biogas. Semua potensi EBT yang ada di Indonesia kita kembangkan, sehingga kita bisa menyuplai kebutuhan energi rakyat Indonesia yang tidak tergantung kepada negara lain. Itu visi kita ke depan," terang Arcandra.

Dari segi teknis, tingkat komponen dalam negeri (TKDN) PLTB Tolo mencapai 42 persen. Dengan tinggi 133 meter dan panjang baling-baling 63 m, masing-masing turbin mampu mengalirkan listrik sebesar 3,6 MW, sehingga kapasitas totalnya mencapai 72 MW.

"Ini (PLTB Tolo) tinggi towernya lebih tinggi dari PLTB Sidrap. Blade juga lebih panjang dari Sidrap. Tower PLTB Tolo ini lebih tinggi dari Monas," terang Arcandra.

Baca juga: Pembangkit tenaga bayu Tolo I Jeneponto siap dioperasikan