Jakarta (ANTARA News) - Pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi bergerak menguat sebesar 84 poin ke posisi Rp14.892 dibandingkan sebelumnya Rp14.976 per dolar AS, seiring aksi lepas dolar menjelang pemilu AS.

Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada di Jakarta, Selasa, mengatakan laju dolar AS melemah seiring dengan aksi lepas dolar oleh investor jelang adanya pemilu tengah semester AS, sehingga berimbas pada penguatan rupiah.

"Dengan kondisi tersebut, pergerakan rupiah menguat dengan memanfaatkan pelemahan dolar AS," ujar Reza.

Reza memperkirakan pada Selasa ini rupiah akan bergerak di kisaran Rp14.983 - Rp14.969 per dolar AS.

Meski dirilisnya angka pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dianggap di atas ekspektasi, namun, tidak cukup kuat mengangkat rupiah. Bahkan berbalik melemahnya laju dolar AS setelah penguatan selama beberapa hari sebelumnya juga tidak direspon positif.

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis PDB kuartal III-2018 naik 5,17 persen, di atas ekspektasi sejumlah pengamat yang memperkirakan di angka 5,14 persen. Pertumbuhan ekonomi itu dinilai tertinggi secara tahunan sejak 2014 atau di masa kepemimpinan Presiden RI Joko Widodo.

Konsumsi pemerintah pada kuartal III-2018 cukup memberikan kontribusi lebih bagi pertumbuhan ekonomi pada periode tersebut yang tumbuh 5,17 persen.

Meski dinilai di atas ekspektasi, namun angka tersebut jauh lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang mencapai 5,27 persen. Oleh karena itu, pelaku pasar memanfaatkan penguatan rupiah sebelumnya untuk kembali melemah.

Baca juga: IHSG menguat ditopang berlanjutnya aksi beli

Baca juga: Wall Street ditutup bervariasi, saham Apple dan Amazon anjlok

Baca juga: Minyak Brent naik di tengah pemberlakuan sanksi AS terhadap Iran