Jakarta (ANTARA News) - Ketua Kelompok Studi Dermatologi Anak Indonesia (KSDAI) dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski) Dr. Srie Prihianti, Sp.KK, Ph.D, FINSDV, FAADV mengemukakan bahwa kulit bayi harus dirawat untuk mempertahankan fungsi utama kulitnya, yang melindungi organ-organ tubuh lainnya, mendapatkan kulit sehat, dan mencegah iritasi atau alergi.
“Bersihkan seluruh kulit dan rambut dengan bahan yang didesain khusus bagi bayi, di mana bahan tersebut tidak menyebabkan alergi dan kemerahan, lembut, dan memiliki pH seimbang,” ujar Dr. Anti, panggilan akrab Dr. Srie saat berbincang dalam peluncuran Cussons Baby SensiCare di Jakarta, Senin (5/11).
Khusus untuk bayi baru lahir, sambungnya, bayi dimandikan hingga muncul tanda vital stabil selama dua hingga empat jam. Sebab, bayi memiliki vernix caseisa, yang fungsinya membantu meregulasi suhu, kelembapan proteksi terhadap infeksi dan penyembuhan luka.
“Disarankan bayi mandi rendam, yakni jumlah air harus cukup sehingga seluruh tubuh bayi terendam, sehingga dapat membantu pengaturan suhu dan mengurangi evaporasi (penguapan). Suhu air berkisar 36 atau 37 derajat Celcius. Waktu mandi cukup 10-15 menit saja,” ungkap Dr. Anti.
Setelah mandi, sambung doktor yang memperdalam Medical Science di Juntendo University, Tokyo, Jepang ini, bayi segera diberi pelembap.
“Jadi, jangan berpikir bahwa pelembap hanya dibutuhkan orang dewasa saja, bayi pun memerlukan pelembap untuk menjaga kulitnya,” ujar Dr. Anti.
Ia menyarankan,“Setelah bayi diangkat dan sebelum memakai baju, segera berikan pelembap. Usahakan 3-4 menit setelah mandi. Gunanya demi memperbaiki tekstur kulit lebih lembut dan fleksibel, menghindari penguapan, dan memperbaiki barier kulit bayi.”
Baca juga: Cara mengetahui apakah kulit bayi sensitif atau tidak
Tips merawat kulit bayi
6 November 2018 08:58 WIB
Ilustrasi Ibu mengoleskan pelembap kepada bayinya (Shutterstock)
Pewarta: Anggarini Paramita
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018
Tags: