Sampit (ANTARA News) - Kadis Ketahanan Pangan Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Jakatan, meninggal setelah ambruk saat mengikuti rapat dengar pendapat DPRD Kotawaringin Timur,membahas distribusi bahan bakar minyak (BBM) yang dihadiri ratusan sopir dan petani, Senin.
"Beliau ambruk saat rapat berlangsung. Sempat diberi pertolongan dan langsung dibawa ke rumah sakit, tetapi nyawa beliau tidak tertolong," kata Sekretaris Komisi II DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur,Alexius Esliter yang turut membawa almarhum ke RSUD dr Murjani Sampit, Senin.
Saat rapat dengar pendapat berlangsung, Jakatan terlihat sehat. Namun informasinya, sehari sebelumnya Jakatan baru tiba dari Surabaya usai tugas dinas luar.
Sepanjang rapat berlangsung, pria 58 tahun itu tampak antusias menyampaikan masukan untuk memperjuangkan jatah BBM, khususnya untuk petani. Jakatan memang dikenal sangat dekat dengan petani.
Sebelum menjabat Kadis Ketahanan Pangan, Jakatan pernah menjabat Kepala Dinas Perkebunan dan Kepala Dinas Perikanan.
Bahkan sebelum ambruk dalam rapat dengar pendapat sekitar pukul 16.00 WIB, Jakatan getol mengusulkan tim gabungan dari Kotawaringin Timur bertolak ke Pertamina di Balikpapan untuk memperjuangkan kuota BBM, termasuk untuk petani.
Usai menyampaikan usulan itu, Jakatan ambruk, diduga terkena serangan jantung. Sempat diberi pertolongan pertama dan dibawa ke rumah sakit, namun nyawa ayah tiga anak itu tidak tertolong lagi.
"Gejala serangan jantung. Ada banyak faktor penyebabnya, bisa saja karena kalelahan, apalagi beliau tadi tengah bekerja mengikuti rapat sehingga secara emosional memang bisa saja terjadi," kata dr Akhya yang memeriksa kondisi almarhum Jakatan.
Baca juga: Ciri nyeri dada karena penyakit jantung
Kabar meninggalnya pria dengan pembawaan kalem dan bertutur sopan itu seketika membuat kaget banyak orang. Bupati Supian Hadi, Ketua DPRD Jhon Krisli, Wakil Ketua Supriadi dan pejabat lainnya berdatangan ke rumah sakit.
Suasana haru sangat terasa di Instalasi Gawat Darurat RSUD dr Murjani Sampit, tempat jasad Jakatan terbujur kaku. Satu per satu keluarga dan rekan berdatangan untuk melihat jenazah almarhum.
Anggota keluarga sangat terpukul atas kepergian kepala keluarga mereka. Bahkan salah satu putri Jakatan tampak sedih dan seakan tidak percaya melihat jasad sang ayah yang sudah terbujur kaku.
"Ayah sedang tidur. Kalian bohong. Ayah hanya sedang tidur karena capek," ujarnya sambil memegang tangan sang ayah yang masih mengenakan seragam dinasnya karena saat kejadian itu Jakatan memang masih bekerja.
Bupati Supian Hadi merasa sangat kehilangan. Jakatan merupakan salah satu putra terbaik di lingkup Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur yang selama ini mendedikasikan diri untuk melayani masyarakat.
"Beliau (Jakatan) selalu bersungguh-sungguh, di manapun beliau diberi amanah jabatan. Kami sangat kehilangan. Kami mendoakan semoga beliau diterima di sisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan," kata Supian.
Hal senada diungkapkan Wakil Ketua Supriadi. Dia mengaku merasa sedih karena kehilangan salah satu mitra dan kawan terbaik.
"Kami semua kaget. Tadi saat rapat beliau tampak sehat. Mungkin inilah kehendak Tuhan. Semoga beliau mendapat tempat terbaik dan keluarga diberi ketabahan," kata Supriadi yang memimpin rapat dengar pendapat.
Jenazah Jakatan sudah dibawa ke rumah duka. Pihak keluarga masih berunding terkait rencana pemakaman Jakatan.
Baca juga: Kejari kotim tangkap buronan kasus BBM sejak 2013
Baca juga: Guru Besar UIN meninggal di persidangan ketika jadi saksi kasus korupsi
Kadis ketahanan pangan meninggal saat rapat DPRD
5 November 2018 22:05 WIB
Ilustrasi Serangan Jantung (Grafis)
Pewarta: Kasriadi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2018
Tags: