Ekonom: konsumsi dan investasi dukung ekonomi triwulan III-2018
Beberapa pekerja menuntaskan pekerjaan tiang beton jembatan Teluk Kendari yang akan dioperasikan pada awal tahun 2019, Kendari, Sulawesi Tenggara, Jumat (2/11/2018). Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di seluruh Indonesia, pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla melalui Kementeri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) selama empat tahun terakhir telah membangun jalan nasional sepanjang 3.432 kilometer, jalan tol sepanjang 941 kilometer, jembatan gantung sebanyak 134 unit, jembatan sepanjang 39,8 kilometer, sementara di Kendari dibangun jembatan Teluk Kendari sepanjang 1.380 meter terpanjang ke-33 di Indonesia. ANTARA FOTO/Jojon/foc.
"Konsumsi rumah tangga dan investasi masih kuat, meski terdapat ketidakpastian global, perlemahan rupiah dan kebijakan moneter ketat," kata Satria dalam pernyataan yang diterima di Jakarta, Senin.
Satria mengatakan konsumsi rumah tangga yang tumbuh 5,01 persen pada periode ini didukung oleh membaiknya penjualan ritel seiring dengan stabilnya laju inflasi yang mampu menjaga daya beli masyarakat.
Selain itu, kata dia, pembentukan modal tetap bruto yang tumbuh 6,96 persen telah didukung oleh ekspansi usaha lokal yang mampu menahan perlambatan modal dari luar negeri.
"Ekspor ikut tercatat tumbuh 7,52 persen karena harga komoditas mulai pulih dan terjadinya peningkatan permintaan seiring dengan pertumbuhan di mitra utama ekspor," kata Satria.
Lapangan usaha yang masih mendukung kinerja pertumbuhan adalah transportasi dan pergudangan yang tumbuh 5,64 persen serta konstruksi yang tumbuh 5,79 persen dan menyumbang seperlima PDB Indonesia.
Satria memperkirakan ekonomi dapat tumbuh lebih tinggi pada triwulan IV-2018 karena konsumsi rumah tangga dan belanja pemerintah meningkat jelang akhir tahun.
Ia mengharapkan data perekonomian yang membaik pada triwulan III-2018 ini bisa memberikan stabilitas pada pasar ekuitas dan surat utang serta menjaga Indonesia dari aliran modal keluar untuk sementara.
Meski demikian, dalam jangka menengah panjang, kehati-hatian terhadap faktor eksternal seperti perundingan perdagangan AS-China, harus dilakukan, karena dapat mempengaruhi arus modal global dan tekanan terhadap rupiah.
Baca juga: IHSG menguat seiring pertumbuhan ekonomi nasional
Baca juga: BPS: Ekonomi Indonesia triwulan III 2018 tumbuh lebih tinggi
Pewarta: Satyagraha
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2018